Angin Kencang, Nelayan Tambak Wedi Tidak Melaut
SURABAYA, Jawa Pos – Ratusan perahu nelayan terparkir rapi di pesisir Tambak Wedi, Kenjeran, kemarin (13/10). Embusan angin kencang dan derasnya ombak membuat para nelayan tidak bisa melaut. Cuaca buruk itu terjadi selama dua hari terakhir.
Salah seorang nelayan, Umar Faruq, menjelaskan bahwa angin kencang datang secara tiba-tiba. Ketika itu Faruq bersama nelayan lainnya melaut ke perairan Madura. Embusan angin kencang berpotensi menimbulkan ombak tinggi. Hantaman gelombang ombak memecahkan beberapa bagian pada lambung perahunya. Tidak mau mengambil risiko, pria 42 tahun itu memutuskan kembali ke daratan. ”Hari ini (kemarin, Red), karena angin masih kencang, kami memutuskan untuk libur,” ucap dia.
Faruq manfaatkan waktu luangnya untuk memperbaiki perahu dan jaring tangkapan ikan miliknya. Sebab, jika kondisi cuaca kembali normal, Faruq akan kembali melaut. Meski, dia terpaksa melaut pada malam hingga pagi hari. ”Kalau kelamaan libur, bisa rugi besar. Biasanya, jika melaut sehari, saya bisa mendapatkan 70 kilogram ikan patil dan kerang,” ungkapnya
J
Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya Adi Hermanto menyebutkan, kecepatan angin di lautan sekitar 16 knot. Cukup kencang. Meski air laut sedang surut, kencangnya embusan angin mengakibatkan gelombang tinggi. Kondisi itu tentu sangat membahayakan para nelayan di tengah laut.
”Saat ini masih memasuki masa pancaroba. Karena itulah, kondisi cuaca sering berganti secara tiba-tiba,” jelasnya.
Meski pada Sabtu (10/10) hujan telah turun di Surabaya, musim hujan akan terjadi pada November. Pada awal-awal musim hujan, hujan bakal turun cukup deras dan disertai angin kencang. Hujan diperkirakan turun pada malam hari.
”Musim hujan diprediksi datang pada November. Tapi, pada pertengahan Oktober, beberapa kali hujan akan turun di Surabaya meski hanya berintensitas kecil dan belum merata ke seluruh wilayah,” paparnya.