Pandit Dadakan Dua Jam sebelum Kickoff
KOELN, Jawa Pos – ”Dia hanya satu di antara 15 orang di negara ini yang bisa mencapai status prestisius tersebut.” Begitu sepenggal kalimat ucapan selamat dari Presiden DFB (PSSI-nya Jerman) Fritz Keller kepada Toni Kroos di laman federasi kemarin (14/10).
Ya, Kroos menambah daftar centurion atau pemilik 100 caps Jerman kala tampil melawan Swiss di RheinEnergieStadion kemarin. Di antara 15 nama, hanya Kroos dan second striker Bayern Muenchen Thomas Mueller yang masih aktif bermain di level internasional. Mueller juga mencatat 100 caps, tapi saat ini tidak masuk skuad Die Mannschaft. Pemilik caps terbanyak Die Mannschaft adalah Lothar Matthaeus dengan 150 caps.
”Dia meraihnya bukan hanya karena konsistensi, kerja keras, dan profesionalisme, melainkan juga lantaran karakteristiknya. Dia adalah role model di dalam lapangan maupun di luar lapangan,” puji Keller terhadap Kroos.
Terkait role model di luar lapangan, Kroos baru saja melakoni sesuatu yang baru.
Yaitu, menjadi pandit. Bahkan, aksi coba-coba pemilik julukan Garcom atau Si Pelayan itu dilakukan hanya dua jam sebelum kickoff laga keseratusnya.
Pemain Real Madrid tersebut tampil sebagai pandit dalam acara televisi ”Joko & Klaas gegen ProSieben”. Dua pembawa acara, Klaas HeuferUmlauf dan Joachim ”Joko” Winterscheidt, kebetulan teman baik Kroos. Tugas pemain 30 tahun itu adalah menganalisis laga kualifikasi Euro U-21 antara
Jerman versus Bosnia-Herzegovina saat turun minum. Itu pun hanya via pesan suara.
’’Cara Jerman melakukan serangan lewat umpan silang dan tembakan ke gawang masih perlu dimaksimalkan.’’ Begitu salah satu analisis Kroos seperti dilansir Sport1.
Tapi, bicara memang mudah ketimbang melakoninya. Buktinya, Kroos yang dipercaya sebagai der kapitan dalam caps keseratusnya gagal memberikan kemenangan bagi Jerman. Die Mannschaft ditahan seri Swiss 3-3.