IKM Surabaya Kategori Risiko Rendah
Ekonomi Dibuka, tapi Tetap Patuh Prokes
SURABAYA, Jawa Pos − Meski korona belum sepenuhnya hilang, pemkot optimistis kondisi Surabaya membaik. Keyakinan itu ditunjukkan lewat hasil monitoring self assessment indikator kesehatan masyarakat (IKM). Nilainya menujukkan Covid-19 berhasil dibendung di Kota Pahlawan.
Dari data hasil telaah dinas kesehatan (dinkes), nilai IKM
Surabaya terbilang rendah. Mencapai 2,58. Angka tersebut masuk kategori daerah dengan risiko rendah korona.
IKM merupakan rujukan bagi seluruh daerah. Fungsinya memantau persebaran korona. Untuk menilai IKM, ada 14 indikator. Tiga di antaranya adalah penurunan jumlah kasus positif selama dua minggu terakhir dari posisi puncak. Lalu, penurunan jumlah pasien meninggal dunia dalam dua minggu terakhir dari posisi puncak. Ketiga, angka kematian
(mortality rate) per 100 ribu penduduk.
Bukti lain yang menunjukkan Surabaya telah beranjak membaik juga dipaparkan. Yaitu, dari angka rate of transmission (RT)
Data dari dinkes, dalam dua minggu terakhir, posisinya stabil. Berada di bawah 1. Kepala Bagian Humas Pemkot Febriadhitya Prajatara menjelaskan, laporan itu dihimpun pemkot selama dua pekan. Data perkembangan korona dicermati. Pada bagian akhir, pemkot melakukan evaluasi. ’’Hasilnya memang terus membaik,’’ ucapnya.
Laporan IKM itu disampaikan pemkot ke pemerintah. Sebagai bukti keberhasilan penanganan korona. Surabaya mampu membendung virus yang pertama ditemukan di Wuhan, Tiongkok, tersebut.
Capaian prestasi itu tidak terlepas dari campur tangan pemkot. Awal pandemi merebak, jumlah warga yang terpapar melonjak. Pemkot sempat kesulitan untuk menghambat persebaran korona. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan. Namun, pelaksanaannya tidak berjalan efektif. Hasilnya pun demikian. Korona terus meningkat. Ekonomi ikut limbung.
Seiring berjalannya waktu, pemkot memiliki cara jitu. Solusi ampuh mengatasi korona. Yaitu, dengan testing, tracing, dan treatment (3T). Uji usap digelar serempak. Dengan cara itu, pemkot mendapatkan data pasti warga yang terpapar korona.
Selanjutnya,tracing atau melacak kontak erat. Tujuannya membatasi ruang gerak Covid-19. Setelah ditentukan warga yang terpapar, pengobatan berjalan. Pasien diawasi 24 jam. Tingkat kesembuhan pun terus bertambah.
Surabaya terus berinovasi. Uji usap menyasar kerumunan. Dibentuk Swab Hunter. Selain itu, ibu hamil dan guru menjalani pemeriksaan kesehatan.
Menurut Febri, sapaan Febriadhitya Prajatara, pemkot memiliki target tinggi. Secepatnya beranjak naik. Dari zona oranye menuju zona kuning. ’’Sehingga seluruh kegiatan warga kembali berjalan,’’ paparnya.
Kasatpol PP Eddy Christijanto mengatakan, satpol PP terus mengadakan patroli. Memelototi warung, warung kopi, kafe, dan titik kerumunan. Tujuannya memantau penerapan prokes.
Menurut dia, pemkot tidak menutup kafe, mal, warkop, dan warung. Usaha warga tetap bisa berjalan. ’’Namun, harus seimbang. Antara ekonomi dan prokes,’’ paparnya.
Menurut dia, pemkot tidak ingin ekonomi limbung. Warga tidak bisa mencari nafkah. Selain itu, banyak yang di-PHK. Agar perekonomian tetap menggeliat, pemkot meminta warga patuh aturan. Menerapkan prokes. ’’Saat ini pemkot berupaya meningkatkan perekonomian. Dan meredam Covid-19,’’ jelasnya.