Efektif Bantu Siswa Tak Mampu Belajar Daring
Pendidikan menjadi hal krusial, termasuk di Kota Surabaya. Berbagai program pun diluncurkan Pemkot Surabaya untuk mendorong peningkatan mutu pendidikan.
DEMI meninjau kelancaran pembelajaran dan program pembelajaran dari pemkot, DPRD Kota Surabaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pos-pos belajar di RW. Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono menyambangi Pos PAUD Terpadu (PPT) Kenanga di RW 12, Kelurahan Krembangan Selatan, kemarin (14/10).
Di sana, puluhan siswa tengah melakukan kegiatan belajar. Meski bukan di sekolah, seluruh siswa tampak begitu antusias. Tak lupa, masker dipakai oleh setiap anak dan
physical distancing masih diterapkan. Kedatangan Awi, sapaan akrab Adi Sutarwijono, bertujuan memantau kegiatan pembelajaran lingkup RW. Dulu PPT Kenanga digunakan untuk pembelajaran tingkat PAUD. Namun, kini disulap menjadi tempat belajar siswa PAUD hingga SMA di lingkungan RW 12.
Kini PPT Kenanga merupakan Broadband
Learning Center (BLC) sebagai tempat belajar baru anak-anak kurang mampu di masa pandemi Covid-19 atau sekolah daring. ’’Saya ingin mengecek langsung kelancaran proses belajar anak-anak. Jangan sampai pandemi melunturkan semangat belajar mereka,’’ ungkap Awi.
Dia mengaku lega begitu melihat antusiasme anak-anak di sana. Mereka masih belajar dengan semangat dan mengerjakan tugastugas sekolah dengan tekun.
Politikus PDIP itu juga membantu para siswa mengoperasikan handphone untuk mengerjakan tugas sekolah yang diberikan secara daring. Awi tak segan mengarahkan satu per satu siswa agar tugas terselesaikan dengan baik.
’’Tidak semua orang tua dan anak paham cara mengoperasikan handphone. Di sini, mereka bisa sangat terbantu untuk mengerjakan tugas sekolah yang sekarang diberikan via handphone dari guru-guru mereka di sekolah,’’ ucap Awi.
Di pos belajar tersebut, pembelajaran berlangsung seminggu tiga kali pukul 08.00– 10.00. Ada dua pembimbing yang menemani siswa tiap hari. Keduanya membantu siswa dalam mengerjakan dan mengirim tugas via handphone.
Menurut Dhenny, salah seorang pembimbing, sejumlah orang tua tak memiliki handphone yang memadai untuk mengerjakan tugas secara virtual. Bersama pembimbing lain, dia kerap meminjamkan handphone-nya agar anak-anak bisa mengerjakan tugas.
’’Kami bersyukur karena sudah ada tempat yang tepat untuk pembelajaran. Kami tinggal melakukan kerja sama yang baik dan saling bantu agar sama-sama tak ketinggalan pelajaran,’’ ujarnya.
Anak-anak juga bisa melakukan aktivitas membaca di perpustakaan sederhana yang ada di pos belajar itu. Sebelum meninggalkan pos belajar, Awi berpesan kepada anak-anak dan pembimbing untuk terus meningkatkan semangat belajar. Namun, protokol kesehatan harus terus diterapkan. ’’Jangan sampai ada klaster baru. Tetap pakai masker dan
physical distancing,’’ katanya.
Anggaran Pendidikan Terdistribusi dengan Baik
Awi mengapresiasi langkah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kota Pahlawan. Dia juga mengakui bahwa fungsi anggaran pendidikan di Kota Surabaya terdistribusikan dengan baik. Bahkan, hal-hal detail seperti pemenuhan operasional SD dan SMP negeri berupa listrik, air, telepon, tenaga keamanan, tenaga kebersihan, tenaga administrasi, dan guru ikut ditanggung.
’’Upaya pemkot untuk memajukan pendidikan di Surabaya ini sangat baik. Bahkan, anggaran yang digelontorkan cukup banyak. Yakni, mencapai Rp 1,9 triliun atau 22,43 persen dari total belanja daerah,’’ ungkap Awi.
Anggaran fungsi pendidikan digunakan dalam beberapa hal. Salah satunya, pemberian biaya pendidikan daerah untuk SD/SMP negeri dan swasta. Selain itu, ada pemberian paket seragam sekolah beserta kelengkapannya kepada siswa jalur mitra warga. Lalu, pemberian Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) bagi siswa kesetaraan berupa biaya pendaftaran dan SPP.
Fungsi lainnya adalah penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada siswa PAUD, pengelolaan layanan baca, serta pengembangan minat dan budaya baca. Juga, pengiriman delegasi pendidikan, penyelenggaraan bus sekolah bagi siswa, dan fasilitasi peningkatan prestasi siswa.
Selain itu, anggaran terserap untuk pemberian tambahan perbaikan penghasilan bagi guru di SD/SMP swasta hingga pemberian biaya operasional kepada guru agama dan kelas minggu, guru PAUD, serta guru kesetaraan. Demi meningkatkan mutu pengajar, diadakan pula pelatihan bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
Ke depan, Awi memastikan DPRD Kota Surabaya terus mendukung pemkot untuk memperkuat program pendidikan gratis di Surabaya. Terutama pemerataan akses pendidikan. Sebagai penguatan, berbagai program siap diluncurkan. Misalnya, diadakan satu SD pada setiap kelurahan dan satu SMP negeri di tiap kecamatan. Hal itu dilakukan agar anak-anak bisa bersekolah di jarak yang lebih dekat dari tempat tinggal mereka.
Upaya pemkot untuk memajukan pendidikan di Surabaya ini sangat baik. Bahkan, anggaran yang digelontorkan cukup banyak. Yakni, mencapai Rp 1,9 triliun atau 22,43 persen dari total belanja daerah.’’
ADI SUTARWIJONO Ketua DPRD Kota Surabaya