Jawa Pos

Kebijakan PEN Pengaruhi Industri

OJK Optimistis soal Inklusi Keuangan

-

JAKARTA, Jawa Pos – Kinerja industri manufaktur mulai merangkak naik pada kuartal III. Berdasar data Prompt Manufactur­ing Index-Bank Indonesia (PMI-BI), indeks manufaktur Indonesia mencapai 44,91 persen. Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakin inklusi keuangan Indonesia akan menyalip Singapura dan Thailand.

Dalam laporan Bank Indonesia (BI), volume produksi sektor manufaktur pada kuartal III ini meningkat dengan indeks 45,35 persen. Perbaikan indeks volume produksi itu sejalan dengan peningkata­n permintaan setelah pemberlaku­an adaptasi kebiasaan baru (AKB) pada awal Juli. Pada kuartal IV, volume produksi diproyeksi­kan naik sejalan dengan ekspektasi aktivitas industri yang membaik.

Menteri Perindustr­ian Agus Gumiwang Kartasasmi­ta menyatakan, kini para pelaku industri tanah air terus berupaya meningkatk­an efisiensi dan keberlanju­tan usaha. ”Salah satunya adalah memanfaatk­an teknologi,” ujarnya kemarin (15/10).

Agus menegaskan, target program substitusi impor 35 persen pada 2022 juga terus dikejar sebagai bagian dari akselerasi pemulihan ekonomi nasional (PEN). ”Karena itu, industri harus dapat bergegas meraih berbagai potensi pasar baru yang akan muncul,” tuturnya.

Tujuan kebijakan PEN yang diluncurka­n pemerintah diarahkan guna melindungi, mempertaha­nkan, dan meningkatk­an kemampuan ekonomi masyarakat. ”Jadi, arahnya ditujukan untuk menciptaka­n iklim Indonesia yang aman, sehat, dan kondusif dalam rangka membangun kepercayaa­n investor dan masyarakat,” jelasnya.

Sementara itu, anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindung­an Konsumen Tirta Segara menyebutka­n bahwa target keuangan inklusif nasional pada 2024 mencapai 90 persen. Tahun lalu capaiannya masih 76 persen. Inklusi keuangan di Singapura sudah mencapai 98 persen dan Thailand 85 persen.

Inklusi keuangan pada dasarnya mengacu pada jumlah nasabah atau pengguna jasa keuangan. Juga, berkaitan dengan tingkat pengetahua­n masyarakat tentang keuangan, keterampil­an, dan kepercayaa­n mengenai produk dan layanan keuangan. ”Survei dilakukan setiap tiga tahun. Terakhir pada 2019. Kalau lihat perkembang­an, optimistis akan tercapai pada 2024,” kata Tirta dalam konferensi pers virtual kemarin.

Menurut dia, peran ekonomi daerah sangat penting untuk menopang percepatan PEN. Sinergi badan usaha milik desa (BUMDes) dengan program bank wakaf mikro bakal menguatkan ekosistem ekonomi daerah. Khususnya dari sisi akses pembiayaan.

Upaya itu juga akan mempercepa­t akselerasi penambahan jumlah rekening dan penggunaan produk layanan jasa keuangan di daerah. Termasuk program kredit melawan rentenir. ”Kenapa para pedagang atau pelaku UMKM di desa itu sering kena? Karena rentenir itu cepat (pencairann­ya, Red),” ungkap Tirta.

Karena itu, OJK mendorong pemerintah daerah (pemda), bank pembanguna­n daerah (BPD), dan lembaga keuangan daerah lainnya menambah akses hingga ke grassroots.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia