Bedah 484 Rumah Tak Layak Huni
SURABAYA, Jawa Pos – Pandemi Covid-19 berdampak pada banyak sektor. Termasuk urusan bedah rumah warga kurang mampu di Surabaya yang dibiayai APBD. Dari target awal seribu rumah tahun ini, pemkot optimistis masih bisa membedah sedikitnya 484 unit rumah dalam program rehabilitasi rumah tidak layak huni (rutilahu).
Kabid Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya Bagus Supriyadi menjelaskan, program rutilahu hanya untuk pemilik rumah warga Surabaya. Kedua, status rumah tidak sengketa. ’’Artinya, hak kepemilikan jelas,’’ tuturnya.
Selanjutnya, warga penerima program itu termasuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Yang terakhir adalah lolos survei yang dilakukan petugas dinsos. Pemkot sudah menetapkan nominal untuk memperbaiki satu rumah maksimal Rp 30 juta. Anggaran itu bersumber dari APBD.
Kepala Dinsos Suharto Wardoyo menjelaskan, dana rutilahu dari pemkot itu ditransfer ke unit pemberdayaan masyarakat kelurahan (UMPK). Nah, UPMK mendesain rumah, lantas memperbaikinya. Perbaikan tersebut harus mengacu pada kriteria rumah sehat. Misalnya, setiap hunian harus memiliki ventilasi, sanitasi, jamban sehat, serta sirkulasi udara yang baik. ’’Perbaikan menyentuh itu. Intinya, rumah harus sehat,’’ jelasnya.
Dari data pemkot, tahun lalu jumlah rumah warga yang diperbaiki mencapai 3.544 unit. Jika ditambah 484 rumah tahun ini, total rutilahu sudah menyasar 4.028 unit.
Anang menuturkan, program itu terus berlanjut tahun depan. Kuota rutilahu masih dibahas. Saat ini pemkot dan dewan tengah membahas APBD 2021. ’’Semoga bertambah,’’ ucapnya.