BOP Dibelanjakan Peralatan Covid-19
Bukan Penyunatan seperti Diisukan
BANGKALAN, Jawa Pos – Kabar penyunatan dana bantuan operasional pendidikan (BOP) untuk lembaga pendidikan Islam di Bangkalan dibantah pihak Kemenag. Adanya pembelian peralatan dan perlengkapan pencegahan Covid-19 sebesar Rp 3,5 juta memang sudah masuk petunjuk teknis (juknis).
Penerima BOP di Bangkalan pada tahap pertama berjumlah 261 madrasah diniyah, 13 taman pendidikan Alquran (TPQ), dan 65 pondok pesantren (ponpes). Sementara itu, pada tahap kedua, ada 695 madrasah diniyah, 135 TPQ, dan 54 ponpes. Semua madrasah yang terdata di Kemenag mendapatkan bantuan dengan besaran yang sama. Yakni, Rp 10 juta.
Kasi Pendidikan Pontren Kemenag Bangkalan Hamidah menjelaskan, bantuan tersebut diterima utuh. Tidak ada pemotongan atau penyunatan seperti berita yang beredar. Dia mengaku selalu memantau setiap kali pengurus yayasan atau ponpes datang ke kantor Kemenag untuk mengambil dana tersebut. Semua sudah sepakat untuk menggunakannya sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) dari pusat. ”Saya kira di Bangkalan tidak ada (pemotongan, Red). Dan memang sudah seharusnya begitu,” jelasnya. Hamidah juga memberikan imbauan dan surat edaran ke semua madrasah atau ponpes yang menerima agar bersamasama mengawal pencairan bantuan tersebut.
Kepala Kemenag Bangkalan Abdul Haris menyatakan, pihaknya sudah memanggil Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah agar bantuan tersebut bisa dikawal. Dengan demikian, tidak ada pemotongan untuk apa pun yang di luar juknis. Dengan adanya kerja sama dan persetujuan itu, dia berharap semua bantuan dapat digunakan sesuai dengan prosedur.
Ketua Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Muhammad Shodiq memastikan, tidak ada pemotongan dana BOP. Yang ada adalah membantu pembelanjaan sesuai dengan permintaan dan persetujuan pihak madrasah sehingga mendapat harga yang lebih murah. ”Kami tidak memotong dan minta secara paksa. Tetapi, pihak madrasah yang meminta kami membantu membelanjakannya,” terangnya.
Shodiq bersama anggota FKDT se-Kabupaten Bangkalan sudah sepakat untuk mengelola dana tersebut bersama. Salah satunya, membelanjakannya peralatan penanganan Covid-19. Saat ini sebagian pesanan sudah datang. Namun, belum dibagikan karena masih menunggu pesanan masker. ”Barangnya sudah siap, tinggal dibagikan, dan nominal (belanjanya) berkisar Rp 3.500.000,” paparnya.
Barang masih tersimpan di salah satu gudang di Desa Dunajah, Kecamatan Tanah Merah. Namun, belum bisa ditunjukkan atau diberikan lantaran belum lengkap. Yang sudah siap, antara lain, thermo gun dan pelindung wajah. Sementara itu, maskernya belum datang. ”Nanti kalau lengkap, segera kami bagikan,” paparnya.
Salah satu Kepala Madrasah Diniyah Takmiliyah Wustha Radlatul Ulum, Kecamatan Klampis, Mahsus mengakui bahwa dana bantuan itu memang sampai secara utuh. Mengenai penggunaan pembelanjaan alat-alat penanganan Covid-19, dia menyebutkan bahwa itu sudah tertera dalam juknis dari pusat. ”Kalau potongan, saya kira tidak ada. Tetapi kalau untuk belanja alat penanganan Covid-19, ada,” katanya.
Salah seorang Bendahara Madrasah Darul Ulum Desa Kampak, Geger, Kecamatan Geger, Imam Baidlowi menyampaikan, dengan dibantu pihak FKDT, pembelanjaan untuk penanganan Covid-19 itu lebih murah dan mudah.