Guru TK Edarkan Narkoba
Polisi Sita Mobil dan Motor
SURABAYA, Jawa Pos – Salah seorang tersangka kasus narkoba dengan barang bukti 6,5 kilogram sabu-sabu yang dibekuk anggota Satreskoba Polrestabes Surabaya adalah seorang guru TK. Namanya Nurifah. Dia diduga menjalankan bisnis itu bersama Samsul Arif, suaminya.
Hal tersebut terungkap dalam pemeriksaan terhadap tersangka. Seorang penyidik yang menolak menyebutkan namanya mengatakan, di lingkungannya, Nurifah dikenal sebagai guru TK.
Di luar itu, dia juga mengawasi dan menjaga narkoba yang disimpan di dipan ranjang tidur. Narkoba tersebut milik Samsul yang sedang ditahan di Lapas Lampung. Selama ini Samsul menerima order pembelian narkoba. Selanjutnya, Nurifah menyiapkan narkoba yang dipesan. Narkoba itu kemudian diserahkan kepada Tata, pembantu rumah tangga, untuk diantarkan ke tujuan.
Dari penggeledahan, ditemukan motor dan mobil. Polisi menduga kendaraan tersebut dibeli dari hasil menjadi pengedar narkoba. Karena itulah, polisi menyita dua kendaraan tersebut. Selain sebagai barang bukti, dua kendaraan itu juga digunakan untuk penjeratan pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Kasatresnarkoba Polrestabes Surabaya AKBP Memo Ardian membenarkan kabar itu saat dikonfimasi. Hanya, dia memilih tidak banyak berkomentar. ”Masih didalami. Fokusnya memang tidak hanya ke narkoba, tetapi juga pencucian uang,” katanya.
Memo menuturkan, pihaknya tidak akan puas hanya dengan menyita narkoba dari pengedar. Jajarannya juga bakal melacak aset yang terbeli dari bisnis tersebut. ”Bandar harus dimiskinkan agar efek jeranya kuat,” ucap polisi dengan dua melati di pundak itu.
Ungkapan tersebut didasari evaluasinya. Banyak pengedar yang tidak kapok dengan hukuman penjara. Bahkan, tidak sedikit yang masih berjualan saat menyandang status narapidana (napi). ”Mereka malah merasa aman di dalam. Beberapa
pengungkapan menunjukkan adanya keterkaitan napi,” lanjutnya.
Mantan Kasatreskrim Polresta Barelang itu mengatakan, sindikat mereka berkaitan dengan kelompok Palembang yang pernah diungkap jajarannya. SA kerap berkomunikasi dengan Ricky Rinaldo, bandar asal Palembang yang ditembak mati bulan lalu. Diduga, keduanya mendapat pasokan dari bandar gede (bede) yang sama.
Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa pengembangan perkara terhadap jaringan kelompok Jombang sudah membuahkan hasil. Jajarannya berhasil menangkap salah satu pembelinya di Surabaya. ”Kami kembangkan terus,” tuturnya. Barang bukti dari penangkapan itu tidak banyak. Namun, dia optimistis bisa mendapat petunjuk kuat terkait jaringan peredarannya. ”Mohon doanya, kami yakin di balik ini ada sindikat besar,” ujar alumnus Akpol 2002 itu.
Sebagaimana diberitakan, Satresnarkoba Polrestabes Surabaya menggerebek sebuah rumah di Jombang. Di lokasi, petugas menemukan 6,5 kilogram SS dan beberapa jenis narkoba lain. Mulai pil ekstasi, pil happy five, sampai ganja. Dua orang diamankan. Yakni, Nurifah yang menjadi pemilik rumah dan Tata, pembantunya.
Berdasar pengusutan, keduanya menjalankan bisnis narkoba atas instruksi Samsul, suami Nurifah yang saat ini menjadi narapidana (napi) di Lampung. Diketahui, kelompok mereka adalah penyuplai narkoba di sejumlah kota di Jatim. Termasuk sindikat Sokobanah yang menjadi atensi polisi.