Pendampingan Pembelajaran saat Pandemi
PEMBELAJARAN secara daring menuntut tenaga pendidik untuk mampu berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran seharusnya dirancang agar membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata.
SMPN Terpadu Unggulan Tana Tidung yang terletak di Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara, merupakan sekolah boarding atau berasrama yang siswanya berasal dari seluruh desa di Kabupaten Tana Tidung. Metode PPDB pada 2020 menggunakan sistem prestasi, yaitu seluruh siswa yang mendapat peringkat I di kelas VI direkrut. Jadi, ada perwakilan setiap SD di Kabupaten Tana Tidung.
Dengan lokasi siswa yang berjauhan dan dipicu letak geografis Kabupaten Tana Tidung yang sulit sekali dijangkau, membuat proses pembelajaran sangat susah. Terutama pada masa Covid-19 pembelajaran dari rumah. Tidak semua daerah di Kabupaten Tana Tidung bisa diakses lewat darat. Ada sebagian yang hanya bisa diakses via laut. Karena Kabupaten Tana Tidung merupakan kabupaten muda, sarana transportasi masih dalam pembangunan, tetapi sudah luar biasa dalam pembangunan infrastruktur.
Biasanya siswa boarding berasrama sangat mudah dalam proses KBM tatap muka. Tetapi, pada masa saat ini sangat sulit menjangkau lokasi siswa. Penuh perjuangan dalam proses pendampingan belajar siswa. Tak sedikit biaya dan tenaga dalam proses kunjungan pendidik ke rumah-rumah siswa dalam proses pendampingan belajar di rumah.
Mobil dinas asrama boarding school yang digunakan untuk transportasi darat dalam pembimbingan siswa selama BDR. Perjalanan menuju Kec. Sesayap Hilir, Kab. Tana Tidung, ada empat desa yang akan dikunjungi. Yakni, Desa Bebatu, Desa Bandan Bikis, Desa Sengkong, dan Desa Menjelutung. Menuju Desa Bebatu menempuh jarak sekitar 25 km dengan kondisi jalan yang sangat susah karena jalan itu baru dibangun sekitar 1 tahun lalu oleh Pemkab Tana Tidung dan belum selesai. Setahun lalu, jalan itu masih berupa hutan. Jadi, hanya ada satu jalur akses via laut.
Kemudian, perjalanan dilanjutkan menuju Desa Menjelutung dengan naik kendaraan air, yaitu perahu dengan mesin ketinting 6-15 PK. Lebar sungai kurang lebih 500 meter dengan ombak dan arus yang sangat deras.
Proses bongkar muat lembar aktivitas siswa (LKPD) yang akan dibagikan ke siswa tiap minggu untuk dikerjakan siswa. Setelah di LA dikerjakan minggu berikutnya akan diambil oleh guru dan diberikan LA baru untuk dikerjakan seminggu ke depan semua mata pelajaran.
Proses pendampingan pembelajaran dalam mengerjakan lembar aktivitas siswa tetap menerapkan protokol kesehatan. Mengenakan masker dan jumlah siswa dibatasi dalam setiap titik kumpul.
Mengunjungi rumah siswa untuk mengantarkan dan mendampingi siswa dalam proses pembelajaran jarak jauh seminggu sekali semua mapel. Medan masih sangat sulit dijangkau.
Meski dalam masa pandemi, kita tunjukkan semangat dalam belajar. Meskipun penuh dengan tantangan dan rintangan tetap harus dijalani agar anak didik tetap bisa belajar dan menerima ilmu layaknya belajar tatap muka di sekolah.
Semangat gotong royong, gigih, dan pantang menyerah harus tetap ditanamkan pada masa-masa sulit seperti saat ini. Semoga perjuangan kita semua bisa bermanfaat bagi putraputri kita dalam menyongsong dan mengantarkan anak didik menuju masa depan.