Pemain Rentan Stres
JAKARTA, Jawa Pos – Ketidakjelasan jadwal kompetisi tidak cuma mengganggu kondisi fisik pemain, tetapi juga kondisi psikis. Psikolog Afif Kurniawan menyatakan bahwa situasi saat ini membuat mental pemain bermasalah. ’’Bukan lagi soal motivasi latihan karena setiap atlet pada dasarnya punya motivasi intrinsik. Kondisi para pemain saat ini rentan stres,’’ jelasnya.
Stres tersebut berawal dari banyak hal. Yang paling utama tentu ketidakpastian kompetisi.’’Tidakseragamnya presepsi terhadap penanganan wabah ini, kebingungan yang dialami akibat ketidakpastian liga, serta adanya desakan kebutuhan bekerja untuk mendapatkan penghasilan membuat mereka rentan,’’ paparnya.
Mantan psikolog Persebaya itu mengungkapkan, ancaman stres bisa dilihat dari berbagai posting-an pemain di media sosial. Beberapa posting-an pemain dinilainya sudah mengarah pada frustrasi. Bukan sekadar penurunan motivasi. Afif sudah memberikan saran dan pendampingan kepada beberapa pemain yang dikenalnya.
’’Saya lebih dulu pandu mereka untuk memperbaiki penilaian tentang korona ini. Jika penerimaan baik, stres menurun bersamaan dengan munculnya sikap yang lebih positif,’’ katanya.
Langkah selanjutnya adalah mengarahkan para pemain memperoleh informasi akurat tentang pandemi Covid-19. Sebab, mayoritas pemain saat ini salah menilai pandemi dan lebih menganggap enteng situasi yang ada. ’’Bisa melalui dokter, layanan kesehatan yang menjadi rujukan, atau staf dalam tim yang memang ditunjuk bagian ini,’’ ujarnya.
Langkah terakhir adalah dukungan sosial. Baik dari keluarga maupun rekan setim. ’’Ini semua harus dikelola dengan baik. Jika tidak dan berkepanjangan, akan berdampak pada kesehatan mental pemain,’’ tegasnya.
Pengamat sepak bola Kusnaeni menyayangkan sikap PSSI yang tidak tegas dalam mengambil kebijakan. Menurut dia, sikap PSSI yang menggantung itu bakal berdampak sangat besar bagi mental para pemain dan pelatih. Sebab, selama ini mereka sudah berlatih sangat keras demi ikut kompetisi pada awal November mendatang.
Ketidakjelasan itu membuat mereka enggan berlatih secara serius nanti. Meski para pemain bisa disebut sebagai pesepak bola profesional, ketidakjelasan dimulainya lagi kompetisi tetap akan memengaruhi cara mereka berlatih. ’’Kenapa PSSI dan PT LIB tidak mulai saja menyusun semua hal terkait dengan kompetisi setelah pilkada? Semua opsi disusun dengan patokan pilkada. Itu lebih jelas daripada seperti sekarang ini,’’ tuturnya.
Nah, pelatih Sriwijaya FC Budiardjo Thalib menyadari situasi sulit ini. Dia melihat sendiri beberapa pemainnya sudah mengalamitekananakibattertundanya kompetisi. Sebab, mereka sudah merasa berlatih sangat keras agar bisa bertarung habis-habisan dalam pertandingan.
Karena tidak mau berlarutlarut, Budiardjo memilih cara lain agar pemainnya tetap enjoy dalam berlatih. Yaitu, memberi selingan program yang bisa dinikmati agar muncul suasana yang ceria di dalam tim. ’’Jadi, sekarang kami buat pemain lebih ceria. Sebab, kami tahu kelanjutan kompetisi juga belum jelas,’’ ujarnya.