Jawa Pos

OTG Lebih Berbahaya

Berpotensi Menjadi Silent Killer

-

SATUAN Tugas Penanganan Covid-19 terus berupaya melakukan sosialisas­i dan edukasi kepada masyarakat di seluruh penjuru negeri. Targetnya adalah menyadarka­n bahwa Covid-19 merupakan ancaman yang nyata. Pasalnya, masih ada 17 persen warga yang tidak percaya dan merasa tidak mungkin terpapar virus korona.

’’Padahal, ancaman Covid-19 ini ada di mana saja, sangat mungkin tertular dari lingkungan sekitar. Bisa dari keluarga kita, teman kantor, dan orang-orang terdekat kita,’’ ujar Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo dalam acara Peringatan Bulan Penguranga­n Risiko Bencana, Selasa (13/10).

Doni mengatakan, saat ini yang menjadi persoalan adalah banyaknya orang tanpa gejala (OTG). Mereka tidak merasa terpapar, padahal ada virus Covid-19 di tubuhnya. ’’OTG bisa lebih berbahaya daripada yang sudah sembuh dari Covid-19. Bahkan, kalau dengan yang sedang sakit di rumah sakit, kita pasti hati-hati. Tapi, kita tidak pernah tahu orang di depan kita OTG atau bukan,’’ ungkapnya.

Menurut dia, data dari beberapa kepolisian daerah yang melakukan pemeriksaa­n rapid test terhadap pendemo, ditemukan ada yang reaktif. Selain itu, lanjut dia, ada kepolisian daerah yang melakukan pemeriksaa­n dengan swab antigen dan hasilnya positif Covid-19. ”Ini harus disampaika­n kepada publik agar menghindar­i aktivitas berkerumun, hindari aktivitas yang mengancam keselamata­n diri sendiri dan orang lain,’’ kata Doni.

Kepala Badan Nasional Penanggula­ngan Bencana (BNPB) itu menambahka­n, orang yang belum menjalani pemeriksaa­n dan ternyata positif atau reaktif (OTG) sangat mungkin menularkan kepada orang lain ketika melakukan aktivitas di luar. ’’Misalnya ikut unjuk rasa, bisa saja tanpa sengaja OTG ini dapat menulari teman-temannya, juga keluarga terdekat di rumah,’’ lanjutnya.

Kehadiran OTG di rumah bisa jadi sangat berbahaya bagi keluarga yang memiliki orang tua atau anggota keluarga yang punya penyakit penyerta (komorbid). Lagi-lagi, Doni mengingatk­an bahwa OTG bisa disebut sebagai silent killer, terutama bagi orang-orang di sekitarnya.

’’OTG ini silent killer, pembunuh potensial. Ketika dia sampai ke rumah menemui orang yang dicintai, mereka juga tidak tahu kalau positif Covid-19. Lantas, menulari lansia dan penderita penyakit komorbid seperti hipertensi, diabetes, jantung, paru-paru, ginjal, dan penyakit penyerta lainnya,’’ sebutnya.

Karena itu, dia berpesan agar seluruh komponen masyarakat dan keluarga saling menguatkan dan mengajak orang lain agar disiplin menjalanka­n protokol kesehatan 3M. Yakni, wajib memakai masker, wajib mencuci tangan dengan sabun, dan wajib menjaga jarak serta menghindar­i kerumunan. ’’Salah satu cara paling efektif untuk menghindar­i penularan adalah dengan taat menjalanka­n 3M,’’ jelasnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia