Jawa Pos

Mulai Sosialisas­i kepada Warga

-

SURABAYA, Jawa Pos − Hingga kemarin, perwakilan setiap RW mendata apa saja kebutuhan yang bisa diajukan untuk program bantuan hibah dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Sayang, angka bantuan yang diberikan dinilai kurang.

Ketua RW 09 Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Hambali menyatakan bahwa bantuan Rp 5 juta tidak cukup untuk mengakomod­asi kebutuhan kampung tangguh. Dia harus mendaftar kebutuhan kampung tangguh dengan hati-hati. ’’Supaya pas. Saya berembuk dulu dengan yang lain. Karena bantuannya segini maksimal (Rp 5 juta, Red),” terangnya kemarin.

Daftar kebutuhan itu, lanjut Hambali, diserahkan ke kantor kecamatan pada pekan depan. Tepatnya Selasa (20/10). Dia berharap angka bantuan tersebut bisa naik. ’’Ya, seharusnya Rp 10 juta lah,” ucapnya.

Bukan hanya Hambali. Rois selaku ketua RW II, Sumberejo, Pakal, juga menilai bahwa bantuan dana kampung tangguh sangat kurang. ’’Waktu sosialisas­i ke warga Selasa (13/10), tidak ada penyebutan angka bantuannya berapa sih. Kalau Rp 5 juta, sangat kurang,” katanya.

Sementara itu, Lurah Romokalisa­ri Jhony mengungkap­kan, pihaknya ikut memantau seluruh kampung tangguh di wilayahnya. Apakah sudah mengajukan permohonam bantuan atau belum. Dia menyebutka­n, untuk kawasan Romokalisa­ri, ada tiga RW. Yakni, RW 1, 2, dan 3. Untuk RT, dia mengatakan, jumlahnya berbeda-beda. RT yang paling banyak berada di RW 2. ’’Ada lima RT. Kalau jumlah RT keseluruha­n, ada 12,” tutur Jhony.

Pemberian bantuan dana kampung tangguh tertuang dalam Perwali No 48 Tahun 2020 tentang pemberian hibah dalam rangka penanganan dampak Covid-19. Tri Rismaharin­i selaku wali kota Surabaya menandatan­gani perwali itu pada 29 September lalu. Dana bantuan diambilkan dari APBD.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia