Jawa Pos

Kasus Mati Mendadak Terus Bertambah

Diduga, Pasien Tidak Kontrol ke Dokter karena Takut Covid-19

-

GRESIK, Jawa Pos – Kasus kematian mendadak terus bertambah. Kemarin (16/10) seorang warga bernama Heri Agus Supriyadi ditemukan tak bernyawa di dalam rumah kontrakann­ya di Desa Suci, RT 2, RW 5, Manyar. Korban diduga meninggal karena penyakit jantung.

Jasad pria 45 tahun itu kali pertama diketahui warga setempat. ’’Curiga karena korban tidak keluar kontrakan sejak pagi, pintu kamarnya juga tertutup rapat,’’ ungkap Kapolsek Manyar Iptu Bima Sakti Pria Laksana.

Situasi tersebut membuat saksi nekat memeriksa ke dalam rumah untuk memastikan. Nahas, kondisi Heri sudah meninggal dengan tubuh telungkup di lantai. ’’Dipastikan meninggal setelah tim medis dengan APD lengkap melakukan pemeriksaa­n,’’ kata mantan Kasatreskr­im Polres Trenggalek itu.

Hasil identifika­si pemeriksaa­n luar, tidak ditemukan tandatanda kekerasan pada tubuh korban. Dari keterangan pihak keluarga, korban memiliki riwayat penyakit asma. ’’Selain itu, data dari Puskesmas Manyarejo menjelaska­n bahwa korban tidak terpapar Covid-19,’’ tuturnya.

Peristiwa tersebut menambah daftar panjang kejadian mati mendadak akibat gangguan pernapasan dan jantung. Selama

Oktober ini saja, setidaknya tercatat tiga kasus serupa. Pada 11 Oktober, korban mati mendadak juga ditemukan di wilayah hukum Driyorejo dengan korban bernama Heru Sumarsono. Korban meninggal saat berada di kamar kos. Pada hari yang sama, pria bernama Multasam juga ditemukan tewas di gubuk sawah di kawasan Desa Prupuh, Panceng. Pada bulan-bulan sebelumnya juga kerap ditemukan korban tewas.

Menurut dr Nia Dyah Rahmianti SpJP, dokter spesialis jantung, kematian mendadak biasanya bermula dari masalah pada jantung. Fenomena itu mungkin juga efek pandemi Covid-19. Sebab, selama masa pandemi, kunjungan ke rumah sakit cenderung menurun. Termasuk para pasien yang menderita penyakit jantung. Mereka yang sebelumnya rutin kontrol menjadi loss to followup. Karena khawatir dengan Covid-19, pasien memilih untuk menahan pergi ke rumah sakit atau dokter. Nah, begitu beraktivit­as, ada kemungkina­n terjadi hal yang demikian.

Kematian karena jantung koroner maupun serangan jantung memang cukup banyak di Indonesia. Di Gresik pun tidak sedikit. ’’Serangan jantung bisa datang tanpa diketahui. Untuk mencegah itu, bisa menerapkan pola hidup sehat hingga rajin berolahrag­a. Jangan takut ke dokter walaupun saat pandemi. Sebab, kalau sampai terlambat, akibatnya fatal,” ucap dokter lulusan Universita­s Airlangga tersebut.

Sementara itu, dokter spesialis paru-paru dr Wiwik Kurnia Illahi SpP menambahka­n, kasus kematian mendadak karena masalah paru-paru relatif tidak ada. Namun, dimungkink­an karena masalah utama, yakni jantung. ’’Ada kematian mendadak karena asma, yakni asma kardial. Tapi, ini muncul ketika ada gangguan jantung koroner. Dipicu pola hidup yang salah seperti merokok hingga obatobatan. Solusinya, perbaiki pola hidup,” jelas dokter yang berpraktik di RSUD Ibnu Sina itu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia