Cemburu, MN Habisi Nyawa Tetangga
Gara-gara Lihat Istri Ngobrol dengan Korban
SURABAYA, Jawa Pos – Teriakan minta tolong dan jerit tangis anak-anak membuat suasana di Jalan Wonosari Wetan mendadak mencekam kemarin (16/10). Warga yang hendak beraktivitas dan beberapa bocah yang sedang bermain melihat sesuatu yang mencengangkan. MN, warga setempat, membacok tetangganya, Ahmad Suhandi, hingga tewas.
’’Kejadiannya pagi pukul 09.30. Waktu itu banyak warga yang sudah beraktivitas,’’ kata Kapolsek Semampir Kompol Agus
Arianto kemarin. Pembunuhan tersebut terjadi tepat di depan rumah korban di Jalan Wonosari Wetan 2-E. Waktu itu korban bersiap menjemput istrinya di pasar. Pria 54 tahun tersebut lantas didatangi pelaku. Tanpa banyak omong, pelaku menyabetkan celurit yang dibawanya.
Menurut Agus, korban dan pelaku berselisih sejak lama. Pemicunya, korban pernah berbincang dengan istri MN. ’’Katanya sih ngobrol wajar, tapi pelaku cemburu,’’ ujarnya. Saat itu pelaku sudah mengungkapkan kecemburuannya dengan memukulkan kayu ke pundak korban. Agus mengaku sudah mengumpulkan keterangan dari beberapa saksi mata. Termasuk anak korban yang berada di dalam rumah saat pembunuhan.
Perwira yang pernah menjabat Kasi Patwal Ditpolair Polda Jatim itu mengaku sudah mengantongi identitas pelaku. Pria 47 tahun tersebut diyakini melarikan diri ke Madura. Kini dia beserta anggota menuju ke lokasi yang diduga menjadi persembunyian pelaku. ’’Semoga segera tertangkap,’’ harapnya.
Sementara itu, menurut keterangan Ketua RT 22, RW 07, Abdul Rohim, korban meninggal di tempat setelah pembacokan tersebut. Warga tak sempat menolong karena kejadian itu berlangsung cepat. Warga juga khawatir ikut menjadi korban. Kecemburuan pelaku diketahui berlangsung lama, bahkan sebelum dirinya menjadi ketua RT.
’’Informasinya memang sudah lama. Saya baru 10 bulan ini menjabat,’’ katanya kepada Jawa Pos. Pria 52 tahun itu mengungkapkan, tidak ada orang dewasa yang mengetahui saat kejadian. Justru banyak anakanak yang mengetahui peristiwa tersebut. Hingga kemudian terdengar teriakan minta tolong. Ketika ditanya apakah korban dan pelaku sempat cekcok sebelum pembunuhan, Rohim tidak mengetahui secara persis.
Setelah pembacokan itu, MN tampak linglung. Pelaku sempat mondar-mandir keluar masuk gang sembari membawa celurit yang berlumuran darah. Lalu, kata dia, MN berjalan menuju ke barat atau keluar gang dan melanjutkan jalan ke selatan sembari menenteng celurit itu.
Setelah MN pergi, lanjut dia, petugas kepolisian juga langsung mengejarnya. Namun, pihaknya tidak mengetahui tujuan pengejaran tersebut. ’’Kami serahkan semuanya ke pihak berwajib dan dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Semoga juga tidak terulang,’’ ungkapnya.