Jawa Pos

Geledah Koper, Temukan 14.750 Butir Pil Happy Five

-

SURABAYA, Jawa Pos – Suyatno berlagak hendak bepergian. Dia menenteng koper berukuran sedang. Polisi melihat pria 37 tahun itu di pinggir Jalan Raya Jemursari dengan gelagat mencurigak­an. Saat koper dibuka, ditemukan 14.750 butir pil happy five.

Satresnark­oba Polrestabe­s Surabaya menangkap Suyatno ketika dia hendak menyerahka­n pesanan pil happy five kepada pembeli. ”TKP Jalan Raya Jemursari. Ditangkap saat akan meranjau pesanan pembeli,” ujar Kasatresna­rkoba Polrestabe­s Surabaya AKBP Memo Ardian.

Dia menjelaska­n, rencana pria 37 tahun tersebut untuk mengirim pil happy five terendus jajarannya. Suyatno terdeteksi di Jalan Raya Jemursari. Dia membawa sebuah koper di pinggir jalan.

Suyatno disergap. Dia tidak sempat lari. Warga Prigen, Pasuruan, itu kemudian diminta membuka isi koper yang dibawa. Memo menuturkan, tersangka awalnya berkilah koper itu berisi pakaian. Suyatno beralasan mau menginap di rumah teman. Namun, dia hanya bisa tertunduk lesu saat koper diperiksa polisi. ”Di dalamnya terdapat belasan bungkus pil happy five. Hampir 15 ribu butir,” tuturnya.

Temuan itu dikembangk­an. Suyatno dikeler ke tempat tinggalnya. Di Pasuruan, polisi kembali menemukan barang bukti tambahan.

Memo menerangka­n, jajarannya menemukan satu klip sabusabu (SS) dan peralatan isapnya di rumah tersangka. Di lokasi juga ditemukan tujuh timbangan elektrik dan satu bundel plastik klip berbagai ukuran. ”Diduga juga mengedarka­n sabu-sabu,” ungkapnya.

Dalam penyidikan, tersangka mengaku narkoba yang dimiliki didapat dari DN. Dia disebut saat ini berstatus napi. ”Narkoba dikirim dengan sistem ranjau,” ujar Memo. Suyatno dijadikan kurir. Dia ditugaskan untuk mengantar narkoba itu kepada pemesan. ”Biasa dalam bisnis narkoba. Mereka pakai sistem putus. Banyak kurir yang dilibatkan,” sambungnya. Memo menambahka­n, pil happy five termasuk narkoba golongan psikotropi­ka. Efeknya hampir sama dengan pil ekstasi. Namun, harganya lebih murah. ”Mayoritas pemakainya anak muda,” jelasnya.

Mantan Kasatreskr­im Polresta Balerang itu memaparkan, happy five awalnya diproduksi sebagai obat penenang orang yang mengalami depresi di Jepang. Nama aslinya Erimin five. Namun, fungsinya kemudian disalahgun­akan. ”Dipakai untuk nge-fly,” ucap polisi dengan dua melati di pundak itu.

Efek senang yang dirasakan tersebut, kata dia, yang kemudian memunculka­n nama happy five. Meskipun dampaknya tidak sekuat ekstasi, pil happy five tetap punya zat candu yang tinggi. ”Yang ketagihan, akan terus mencari. Di sisi lain, saraf pemakainya otomatis rusak perlahan,” terangnya.

 ?? POLRESTABE­S FOR JAWA POS ??
POLRESTABE­S FOR JAWA POS
 ?? POLRESTABE­S FOR JAWA POS ?? KURIR: Suyatno menjalani identifika­si di polrestabe­s. Foto kiri, barang bukti sabu-sabu, timbangan, dan plastik yang ditemukan di rumah tersangka.
POLRESTABE­S FOR JAWA POS KURIR: Suyatno menjalani identifika­si di polrestabe­s. Foto kiri, barang bukti sabu-sabu, timbangan, dan plastik yang ditemukan di rumah tersangka.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia