Kunci Bertahan di Dunia Food Photography
Gear Bagus tanpa Skill Itu Percuma
SURABAYA, Jawa Pos - Mempunyai pekerjaan sampingan yang lebih memberikan keuntungan ternyata dirasakan banyak orang. Salah satunya yang pernah dialami food curator & photographer Jiewa Vieri. Lima tahun menekuni dunia IT di sebuah perusahaan sambil hobi potret-potret makanan ternyata menuntunnya menuju dunia baru. Yakni, dunia food photography.
Berkembangnya food photography diceritakan Inijie –panggilan akrab Jiewa Vieri– tentu didukung dengan media sosial yang terus berkembang. ”Secara nggak langsung, media sosial itu mengakselerasi cara kita berbisnis,” jelasnya dalam talk show daring Fabulous Friday yang digelar di Apartemen Praxis kemarin sore (16/10).
Dengan media sosial, menurut dia, bisnis apa saja bisa menjadi profesional jika diracik dan dikembangkan secara serius. Inijie mulai terjun di dunia food photography sejak zaman memamerkan karyanya masih lewat blog. Sampai sekarang sudah banyak sekali food blogger atau food influencer yang terus bermunculan.
Untuk bisa terus bertahan dalam persaingan, itu tentu tidak mudah. Dia menjelaskan bahwa satu hal yang harus dipunya seorang untuk bertahan adalah tekad dan keseriusan. ”Karena ada banyak yang menganggap side job seperti ini dapat kerjaan, oke. Nggak dapat kerjaan, nggak apa. Kalau saya sendiri dulu semenjak punya kamera profesional, tekad untuk menjadi profesional terus berkembang,” ceritanya.
Terlebih saat pekerjaan fotografi di berbagai fokus bidang itu sangat dihargai di luar negeri. Hal itu membuat Inijie lebih bersemangat untuk terus berkembang. Bicara soal berkembang, dia juga memberikan saran bahwa untuk bisa terus bertahan di dunia food photography, tidak hanya harus punya gear yang bagus. ”Karena sekarang smartphone pun sudah sangat mendukung. Sekarang saya tantang, coba kalian bedakan di feed Instagram saya, mana yang saya potret pakai kamera, mana yang pakai smatphone. Pasti sulit membedakan,” guraunya.
Dari situ, maka skill dan sense juga harus terus dikembangkan. Menurut dia, gear bagus tanpa skill itu percuma. Karena dalam memotret makanan, skill memilih angle, mengarahkan lighting, dan styling benarbenar dibutuhkan untuk menghasilkan foto yang bagus. ”Karena makanan itu juga butuh styling biar cakep,” ujarnya.
Sense pun begitu. Misalnya fashion, menurut dia, sense akan terus berubah mengikuti zaman. Dengan begitu, hal-hal yang baru itu perlu digali agar bisa lebih peka dengan zaman.