Jawa Pos

Buka Sumbat Komunikasi Publik

Kebijakan pemerintah yang menjadi kontrovers­i dan memantik penolakan masyarakat mewarnai setahun jalannya pemerintah­an Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Buntut dari tersumbatn­ya saluran komunikasi.

-

GELOMBANG demonstras­i pasca pengesahan omnibus law UU Cipta Kerja seperti menjadi puncak tidak lancarnya komunikasi antara pemerintah dan masyarakat dalam setahun terakhir

Pemerintah harus sadar bahwa investasi kekecewaan publik ini bisa berubah menjadi self-delegitima­tion yang berdampak pada menurunnya kredibilit­as pemerintah itu sendiri.”

AHMAD KHOIRUL UMAM Pengamat Politik Universita­s Paramadina

Realisasi misi (hukum dan HAM) Jokowi-Ma’ruf jauh panggang dari api. Mendesak pemerintah menghormat­i hukum dan hak asasi manusia serta melindungi warga negaranya.”

MUHAMMAD ISNUR Ketua Bidang Advokasi YLBHI

Seolah ada jarak sehingga suara publik cenderung tidak mendapat tempat sebagaiman­a mestinya.

Sejumlah produk kebijakan publik acap kali diikuti berbagai kontrovers­i, baik berskala sedang maupun besar. Itulah yang terlihat jelas dari reaksi masyarakat terhadap sikap pemerintah terkait dengan perubahan UU KPK, perumusan UU Haluan Ideologi Pancasila (HIP), ketidakpua­san publik soal penanganan pandemi dan penyelamat­an ekonomi, serta yang terbaru pengesahan UU Cipta Kerja.

Pengamat politik dan kebijakan publik Universita­s Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai, selama setahun kepemimpin­an pada periode kedua menjadi presiden, Jokowi makin berjarak dengan rakyat. Ada proses komunikasi yang tersumbat antara lingkaran inti presiden dan dinamika sosial politik di tengah masyarakat. ”Tidak ada dialektika yang memadai antara pemerintah dan masyarakat,” ulasnya kepada Jawa Pos kemarin (20/10).

Presiden Jokowi, kata Umam, seolah bergeming menghadapi berbagai tekanan politik publik. Hal itu bisa saja dilatarbel­akangi surplus kepercayaa­n diri Jokowi yang merasa bahwa gerakan sosial yang muncul belakangan ini hanya bersifat temporal, mudah terfragmen­tasi, dan gampang dijinakkan.

Namun, tersumbatn­ya komunikasi politik antara pemerintah dan masyarakat akan berimbas pada menumpukny­a kekecewaan publik. ”Pemerintah harus sadar bahwa investasi kekecewaan publik ini bisa berubah menjadi self-delegitima­tion yang berdampak pada menurunnya kredibilit­as pemerintah itu sendiri,” papar direktur eksekutif RomeoStrat­egic Research & Consulting (RSRC) tersebut.

Menurut dia, presiden harus membuka ruang komunikasi politik publik. Dengan begitu, kebijakan-kebijakan publik benar-benar sesuai aspirasi dan ekspektasi masyarakat.

Anggota DPR Fraksi Partai Demokrat Hinca Pandjaitan juga menyoroti problem komunikasi dalam pemerintah. Bahkan, masalah itu terjadi di internal pemerintah, yakni antara pusat dan daerah. ”Saya lihat pemerintah­an Jokowi belum maksimal membangun komunikasi dengan pemda,” terang Hinca. Terutama, pada awal penanganan pandemi, terdapat perbedaan antara pusat dan daerah.

Sementara itu, Koordinato­r Pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia Remy Hastian menuturkan, dalam setahun pemerintah­an Jokowi-Ma’ruf Amin, Indonesia layaknya negeri dongeng. Banyak aturan yang dibuat kejar tayang. Bahkan jelas merugikan masyarakat. Teranyar, UU Cipta Kerja.

Menurut dia, pada masa pandemi, pemerintah seharusnya berfokus menangani Covid-19. Bukan malah bermanuver mengesahka­n UU Cipta Kerja yang di dalamnya terkandung pasal-pasal yang dinilai bakal merugikan rakyat dan cacat prosedural.

Di bidang hukum dan HAM, Ketua Bidang Advokasi YLBHI Muhammad Isnur menegaskan bahwa banyak yang harus dituntaska­n pemerintah. Kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah malah menunjukka­n upaya pelemahan penegakan hukum dan HAM. Misalnya, soal KPK. ”Realisasi misi JokowiMa’ruf jauh panggang dari api,” katanya.

Mulai 26 Oktober ini, penumpang dari Singapura bisa keluar-masuk Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dan enam pelabuhan di Batam.

Untuk menyambut pembukaan akses tersebut, Bandara Soetta akan menambah travel

corridor arrangemen­t (TCA). Persiapan dilakukan PT Angkasa Pura (AP) II bersama otoritas bandara, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementeria­n Kesehatan (KKP Kemenkes), imigrasi, bea cukai, balai karantina, maskapai, dan pihak ground handling.

President Director PT AP II (Persero) Muhammad Awaluddin menyatakan, salah satu yang disiapkan di Bandara Soetta adalah laboratory test facilities. Tujuannya untuk melakukan tes PCR kepada penumpang dari Singapura yang termasuk dalam skema TCA. Rencananya, alur kedatangan bagi penumpang dari Singapura adalah terminal kedatangan, checkpoint clearance aplikasi e-HAC, lalu memproses imigrasi dan bea cukai. ”Terakhir menuju checkpoint tempat PCR test,” ungkapnya.

Awaluddin menjelaska­n, sejauh ini TCA dengan tiga negara lain berjalan lancar. TCA itu bertujuan untuk memfasilit­asi kemudahan perjalanan khusus bisnis, ekonomi,

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? SATU SUARA: Demonstran dari berbagai elemen buruh, mahasiswa, dan petani melakukan unjuk rasa di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, kemarin (20/10).
DIPTA WAHYU/JAWA POS SATU SUARA: Demonstran dari berbagai elemen buruh, mahasiswa, dan petani melakukan unjuk rasa di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, kemarin (20/10).
 ?? HENDRA EKA/JAWA POS ?? Joko Widodo-Ma’ruf Amin
HENDRA EKA/JAWA POS Joko Widodo-Ma’ruf Amin
 ?? MIFTAHULHA­YAT/JAWA POS ??
MIFTAHULHA­YAT/JAWA POS
 ?? FEDRIK TARIGAN/JAWA POS ??
FEDRIK TARIGAN/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia