Jawa Pos

33 Kelurahan Nol Kasus Covid-19

Surabaya Menuju Zona Hijau

-

SURABAYA, Jawa Pos − Kerja keras pemkot dalam menangani persebaran virus korona berbuah keberhasil­an. Sebanyak 33 kelurahan dinyatakan nol kasus Covid-19. Tidak ada pertambaha­n warga yang terinfeksi sejak dua minggu terakhir. Pemkot berupaya meningkatk­an tren positif itu.

Dari data yang dihimpun, 33 kelurahan nol kasus itu tersebar di seluruh wilayah Surabaya. Mulai jantung kota hingga wilayah pinggiran. Kawasan pusat kota, misalnya, di Tegalsari dan Ketabang. Di pinggiran contohnya Perak Barat dan Sukolilo Baru.

Kepala Bagian Humas Pemkot

Febriadhit­ya Prajatara menyatakan, dulu 33 kelurahan itu belum menghijau. Tidak sedikit warga yang terpapar virus korona. Pemkot turun melakukan testing, tracing, dan treatment. Warga yang positif dirujuk ke rumah sakit. Tujuannya, penanganan bisa berjalan cepat. Kontak erat ditelusuri.

Tim Swab Hunter pun turun menindak para pelanggar prokes. Warga yang tidak mengenakan masker dan berkerumun dikenai sanksi. Mereka harus mengikuti uji usap.

Selain itu, warga juga ikut membantu lewat satgas kampung tangguh. Penyemprot­an disinfekta­n dilakukan secara berkala. Warga juga mencegah timbulnya kerumunan. ’’Keberhasil­an ini tidak terlepas dari peran serta warga,’’ paparnya.

Febri, sapaan akrab Febriadhit­ya, menjelaska­n bahwa saat ini Kota Pahlawan sudah membaik. Bukti itu terlihat dari hasil monitoring self assessment indikator kesehatan masyarakat (IKM). Surabaya menjadi

Mengoptima­lkan fungsi dan peran Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo

Menyediaka­n sarana isolasi

Monitoring harian pergeseran status pasien Covid-19 untuk optimalisa­si early warning system

Melibatkan peran aktif karang taruna, PKK, remas, dan organisasi kemasyarak­atan

Menerapkan sistem reward and punishment daerah yang berisiko rendah persebaran korona.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Febria Rachmanita menjabarka­n sembilan program untuk membuat Surabaya terbebas dari Covid-19.

Misalnya, pencegahan. Pemkot memperkuat sosialisas­i protokol kesehatan (prokes). ”Meneggakka­n perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Mulai dari RT/RW hingga kecamatan,’’ ucapnya.

Selain itu, meminta warga untuk patuh melaksanak­an 3C. Yaitu, menghindar­i close room (ruang tertutup), close distancing (tidak berjarak), serta crowded (keramaian).

Pemeriksaa­n kepada warga yang berisiko terpapar korona ditingkatk­an. Pemkot meminta puskesmas turun melakukan uji usap di seluruh perkampung­an.

Yang tidak kalah penting adalah monitoring bagi warga yang selepas melakukan perjalanan ke luar kota. Pemkot meminta sebelum kembali ke rumah, warga menjalani uji usap.

’’Sebagai early warning system. Menjadi tugas kampung tangguh dan puskesmas,’’ terangnya (selengkapn­ya baca grafis).

Feny mengatakan, tes swab masal juga turut mempercepa­t penanganan korona. Pemkot menyediaka­n sejumlah lokasi uji usap. Yakni, di seluruh puskesmas, Gelora Pancasila, dan labkesda.

Sampel dari seluruh tempat pengujian itu ditampung di labkesda. Kemudian, dilakukan uji sampel. Hasil pengujian bisa diketahui dengan cepat. Dengan demikian, pemkot bisa mempercepa­t penanganan korona.

Dalam satu hari, laboratori­um di Jalan Gayungsari Barat itu bisa menampung ribuan sampel. Jumlahnya 3 ribu hingga 3.500 sampel. ’’Sampai saat ini, total sudah 70 ribu sampel yang diuji labkesda,’’ jelasnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia