Jawa Pos

Minta Atur Jam Kedatangan Tamu

Asesmen Hajatan Nikah Paling Sering Dilakukan Tim Kecamatan Rungkut

-

SURABAYA, Jawa Pos – Masyarakat mulai mengadakan kegiatan yang mengumpulk­an massa meskipun pandemi belum berakhir. Karena itu, asesmen dilakukan tiga pilar kecamatan. Kemarin (20/10) tim asesmen Kecamatan Rungkut meninjau langsung rumah warga yang hendak menggelar hajatan. Hal itu dilakukan untuk menjamin acara yang mengundang kerumunan tetap minim risiko.

’’Paling banyak kegiatan nikahan yang masuk ke kami,’’ ujar Sekcam Rungkut Ninuk Ardiyanti. Dia mengatakan, saat ada kegiatan warga, pihaknya bakal turun ke lapangan. Mereka mengecek lokasi bersama tim dari berbagai unsur seperti TNI, kepolisian, dan linmas.

Perwakilan elemen itu akan menjadi tim penilai risiko. Kegiatan yang bakal diadakan memenuhi syarat atau tidak. ’’Ada 11 aspek yang dinilai untuk meninjau hajatan yang hendak diselengga­rakan,’’ terang Ninuk.

Beberapa poin penilaian itu, antara lain, potensi berada di luar ruangan tertutup lebih dari 15 menit. Lalu, potensi jarak satu tamu dengan yang lain. Kemudian, ketersedia­an perangkat seperti cuci tangan yang menggunaka­n air mengalir. Penilaian 11 poin itu diakumulas­ikan untuk mengambil kesimpulan. Risiko kegiatan tersebut bisa diterima atau tidak.

Ada tiga kategori dalam penilaian itu. Poin 1–2,5 menerima risiko. Artinya, kegiatan tersebut memenuhi protokol kesehatan yang diterapkan. Kemudian, 2,51–3,8 berarti mengendali­kan risiko. Karena itu, ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan. Terakhir, 3,81–5 yang berarti menolak risiko. Kegiatan itu tidak bisa diselengga­rakan karena terlalu berisiko.

Ninuk menyebutka­n, asesmen hajatan di kampung terkendala luas jalan. Karena itu, pihaknya merekomend­asikan ada penataan saat tamu datang. ’’Kami minta untuk mempertimb­angkan social distancing­nya. Kemudian, pengaturan jam tamu yang datang,’’ katanya. Pengaturan tersebut bertujuan agar tidak terjadi penumpukan di lokasi.

Sementara itu, sosialisas­i pelaksanaa­n protokol kesehatan terus dilakukan di berbagai wilayah. Di Kelurahan Gunung Anyar, misalnya, petugas berkelilin­g untuk memberikan imbauan sekaligus razia patuh protokol kesehatan di kawasan permukiman.

Kemarin satu per satu di antara tiga pilar Kelurahan Gunung Anyar mendatangi rumah penduduk. Mereka memberikan selebaran. Isinya imbauan agar selalu mematuhi protokol kesehatan.

Lurah Gunung Anyar Hilda Fairuz Rochmi menyatakan, kegiatan tersebut dilakukan untuk lebih mendisipli­nkan warga. Di sisi lain, mereka bisa langsung memantau kondisi masyarakat. ’’Kalau tidak pakai masker, langsung kami tegur,’’ ujarnya.

Saat melakukan sosialisas­i protokol kesehatan kemarin, petugas mendapati pengendara motor yang tidak bermasker. ’’Sebetulnya kami sangat menyayangk­an tindakan mereka. Karena itu, kami lakukan terus kegiatan ini. Minimal sehari sekali pasti kami lakukan,’’ ucapnya.

Selain di kawasan perkampung­an, hingga kini pemantauan terus dilakukan di pos pantau middle east ring road (MERR) Gunung Anyar. Saban pagi petugas menjaga kendaraan yang masuk ke Surabaya. Pengendara yang tidak memakai masker bakal dikenai sanksi administra­tif.

 ?? ROBERTUS RISKY/JAWA POS ?? WARNA-WARNI: Umbul-umbul menghiasi Jalan Pantai Kenjeran, Kedung Cowek, Bulak, kemarin. Umbul-umbul yang terbuat dari kerudung itu disiapkan untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. Akibat pandemi, tahun ini tidak ada karnaval.
ROBERTUS RISKY/JAWA POS WARNA-WARNI: Umbul-umbul menghiasi Jalan Pantai Kenjeran, Kedung Cowek, Bulak, kemarin. Umbul-umbul yang terbuat dari kerudung itu disiapkan untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. Akibat pandemi, tahun ini tidak ada karnaval.
 ?? GALIH ADI/JAWA POS ?? CEK LAPANGAN: Ninuk Ardiyanti (kanan) bersama tim asesmen Kecamatan Rungkut mengunjung­i salah satu rumah warga yang hendak menghelat hajatan kemarin.
GALIH ADI/JAWA POS CEK LAPANGAN: Ninuk Ardiyanti (kanan) bersama tim asesmen Kecamatan Rungkut mengunjung­i salah satu rumah warga yang hendak menghelat hajatan kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia