Jawa Pos

Perbanyak Toilet dan Cat Ulang Seluruh Bangunan

Dishub Bahas Penataan Terminal Wisata Ampel Bersama Bappeko

-

SURABAYA, Jawa Pos – Terminal Wisata Ampel (TWA) secara resmi dikelola Dinas Perhubunga­n (Dishub) Kota Surabaya. Seiring dengan serah terima aset, pemkot terus melakukan penataan. Ada penambahan fasilitas umum di area tempat parkir.

Penataan dimulai dari pengecatan. Seluruh bangunan terminal telah diwarnai ulang. Saat ini kondisinya lebih kinclong. Selain melakukan pengecatan, dishub menambah PJU dan rambu anyar.

Kepala Bidang Bangunan Gedung DPRKP CKTR Surabaya Iman Krestian menjelaska­n, program penataan terminal dilakukan beberapa instansi. DPRKP CKTR ikut menambah toilet. ”Ada sekitar 10 unit yang kami programkan. Tujuannya, memberikan pelayanan kepada masyarakat,” kata Iman.

Dia menyatakan, penambahan toilet amat penting. Upaya itu tidak hanya dilakukan demi kenyamanan peziarah, tetapi juga untuk mendukung fungsi terminal yang lebih besar ke depannya.

Kabid Sarana dan Prasarana Dishub Surabaya Ridlo Noor Wahab menegaskan, program penambahan fasilitas belum bisa direalisas­ikan secara masif tahun ini. Salah satu penyebabny­a adalah keterbatas­an anggaran. ”Untuk tahun depan masih dirembuk sama bappeko. Masih penataan,” jelas Ridlo.

Terminal memang dikelola sepenuhnya oleh dishub. Termasuk pengelolaa­n kios di dalamnya. ”Terkait dengan kantor terminal, nanti dirapatkan,” tutur Ridlo.

Bappeko pernah menyebut Terminal Wisata Ampel akan didesain seperti Terminal Purabaya. Layaknya pusat keramaian, fasilitas di gedung anyar bukan hanya ruang tunggu. Nanti ada pula tempat istirahat dan pujasera yang memudahkan peziarah.

Pemerintah juga telah memiliki rencana dalam pemanfaata­n bangunan. Lantai 1 gedung parkir akan dimanfaatk­an bus. Lantai 2 dan 3 diperuntuk­kan kendaraan roda empat.

 ?? AHMAD KHUSAINI/JAWA POS ?? TAK ADA BIAYA: Warga Kampung 1001 Malam di Dupak tak melaksanak­an protokol kesehatan karena tak mampu membeli masker atau menyediaka­n tempat cuci tangan.
AHMAD KHUSAINI/JAWA POS TAK ADA BIAYA: Warga Kampung 1001 Malam di Dupak tak melaksanak­an protokol kesehatan karena tak mampu membeli masker atau menyediaka­n tempat cuci tangan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia