Jawa Pos

Warga Kampung 1001 Belum Sadar Prokes

-

SURABAYA, Jawa Pos – Kesadaran warga Kampung 1001 Malam, Dupak, Krembangan, dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) penanggula­ngan Covid-19 masih minim. Pemakaian masker, physical distancing, serta penyediaan wastafel belum berjalan baik. Kondisi yang terjadi dinilai cukup membayakan karena bisa menjadi lokasi persebaran Covid-19.

Iin Indriani, warga setempat, mengatakan, tidak adanya biaya menjadi penyebab utama penerapan prokes belum berjalan baik. Kebanyakan warga Kampung 1001 Malam bekerja sebagai pengamen. Perempuan berusia 33 tahun itu mengaku, uang hasil mengamen hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Misalnya, bayar sewa kontarakan, makan, dan membeli air bersih untuk minum dan mandi. Itu pun masih kurang.

”Jadi, kalau untuk membuat cuci tangan dan masker uang dari mana? Lalu, padatnya penduduk dan area yang sempit membuat sulit untuk melakukan jaga jarak,” ucapnya.

Kepala Puskesmas Dupak dr Nurul Laila mengatakan, tes rapid atau swab belum pernah dilakukan di permukiman Kampung 1001 Malam. Sebab, status keberadaan permukiman tersebut belum jelas. Atau termasuk warga ilegal. Mereka (warga) memanfaatk­an lahan milik kolong tol untuk mendirikan tempat tinggal.

”Selain itu, selama ini belum ada jadwal dari pemkot untuk menggelar rapid test di sana (Kampung 1001 Malam, Red),” ucapnya. Meski begitu, pengawasan terhadap kondisi kesehatan penduduk Kampung 1001 Malam tetap dilakukan.

Sampai saat ini, belum terdengar adanya kasus Covid-19 yang terjadi di Kampung 1001 Malam. Itu dibuktikan dari hasil tracing pihaknya. Setiap warga Kelurahan Dupak yang berstatus reaktif atau positif Covid-19 terkena bukan dari Kampung 1001 Malam.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia