Jawa Pos

Ikan ’’Mabuk’’, Ratusan Warga Njaring

DLH: Kemungkina­n karena Turbulensi

-

SURABAYA, Jawa Pos – Ratusan warga memenuhi sepanjang Kali Jagir dan Joyoboyo kemarin pagi (20/10). Mereka tidak mau melewatkan kesempatan tersebut. Yakni, banyak ikan yang kondisinya ’’mabuk’’ sehingga mudah ditangkap. Dinas lingkungan hidup (DLH) memprediks­i fenomena itu dipicu air yang mengalami turbulensi.

Berdasar keterangan warga, ribuan ikan tersebut ’’mabuk’’ sejak subuh. Hal itu mengundang banyak warga untuk datang. Salah satunya Prayitno. Warga Pacar Keling itu datang ke Kali Jagir mulai pukul 06.00. Tak banyak alat yang dia bawa. Hanya senapan angin yang sudah dimodifika­si.

Tak butuh waktu lama, Prayitno mengumpulk­an banyak ikan. Saat dibidik, ikan sudah dalam kondisi mabuk. Tidak berdaya. Sekali tembakan, 1–3 ikan langsung dia dapat.

Warga lainnya, yaitu Arifin dan anaknya, juga tak mau melewatkan kesempatan. Warga Sidosermo tersebut datang hanya dengan membawa jala penangkap ikan. Sama seperti Prayitno, belum satu jam, puluhan ikan berhasil ditangkap. ’’Buat konsumsi sendiri,’’ ucapnya kemarin pagi.

Kondisi ikan yang tak berdaya membuatnya mudah ditangkap. Meskipun hanya dengan alat sederhana. Karena itu, tak sedikit warga yang mendapat lebih dari 10 kilogram. Menurut

Arifin, rata-rata ikan yang mabuk berjenis bader, mujair, keting, dan montho.

Berdasar pantauan di lapangan, warga tak hanya berkumpul di Kali Jagir, tapi juga di sekitar Joyoboyo. Sebab, di sepanjang kawasan tersebut, banyak ditemui ikan ’’mabuk’.’

Kepala DLH Surabaya Eko Agus Supiadi mengatakan, fenomena itu sudah sering terjadi. Biasanya terjadi saat kali pertama hujan. Kondisi tersebut membuat kadar oksigen di air berkurang. Akibatnya, ikan lemas dan mirip seperti orang mabuk. Alias tidak berdaya sehingga mudah ditangkap.

Kejadian itu kerap disebut turbulensi. Selain karena hujan, hal tersebut juga bisa terjadi jika ada kiriman air dari wilayah lain. Sebab, Kali Jagir dan Joyoboyo bersumber dari beberapa kabupaten sekitar. Mulai Mojokerto, Sidoarjo, hingga Gresik.

Menurut Eko, kualitas air di sekitar Kali Jagir hingga Kalimas cukup baik. Atau sesuai dengan ambang batas. Artinya, pencemaran dari limbah pabrik minim terjadi. ’’Tetap kami pastikan dengan mengecek sampel air di sana (Kali Jagir, Red),’’ terangnya.

Hal itu dilakukan guna mengetahui faktor penyebab ikan ’’mabuk’.’ Namun, yang jelas, jika terjadi pencemaran, semua ikan bakal mati. ’’Tapi ini kan tidak. Hanya lemas. Tak lama setelahnya, kondisinya mulai normal kembali,’’ jelas Eko.

Jika itu dipicu turbulensi, lanjut dia, tidak masalah bila warga mengonsums­i ikan tersebut. Hanya, sangat mungkin banyak

ANGGA Riski Firmansyah dan Candra Riski termenung. Wajahnya cemas. Rekannya, Mohamad Pradita Safila, belum juga ditemukan. Sebelumnya, tiga anak tersebut mencari ikan di Kalimas, Ngagel. Nahas, satu di antara mereka tenggelam. Terhanyut derasnya arus Kalimas.

Candra masih mengingat betul detik-detik remaja 14 tahun tersebut hanyut. Saat itu, dia dan adiknya, Angga, serta korban sedang mencari ikan. Tepatnya, di bawah Jembatan BAT Ngagel. Melihat ikan yang mabuk, Safila mencoba sedikit ke tengah. Sebagian badannya pasir di dalam perut ikan. Agus menambahka­n, selain uji kualitas air, petugas juga memeriksa pun masuk ke air. ’’Wes tak omongi, nggak usah aneh-aneh (Sudah saya bilang tidak usah aneh-aneh, Red),’’ ucap Candra.

Sayang, teguran itu tidak dihiraukan korban. Saat hendak ke tengah, pegangan tangan Safila lepas dari bagian bawah jembatan. Dengan cepat, dia tenggelam dan terbawa arus ke utara. Apalagi, saat itu kondisi arusnya cukup kencang.

Angga, Candra, dan korban bukan warga Ngagel atau sekitar lokasi kejadian. Rumah mereka beralamat di Banyu Urip Jaya Gang V. Nah, mereka bertiga berada di lokasi sejak pukul 11.00. kandungan dari ikan. Tujuannya, memastikan ada pencemaran atau tidak.

Korban datang berempat. Yakni, bersama dengan ayah Angga dan Candra. Yaitu, Samsul Arifin. Menurut Samsul, saat kejadian, dirinya sedang membeli es teh. Nahas, saat balik ke lokasi, anaknya tersebut bilang bahwa Safila tenggelam. ’’Saya langsung menyelam untuk mencari,’’ ujarnya.

Sementara itu, orang tua korban, Wahyu Cahyono Alamsari, tidak bisa berbuat banyak.

Peristiwa nahas itu terjadi pukul 01.45. Laporan baru masuk ke CC 112 pukul 02.05. Hingga pukul 18.32, korban belum ditemukan petugas.

 ?? DIPTA WAHYU JAWA POS ?? COBA PERUNTUNGA­N: Puluhan warga memancing ikan ’’mabuk’’ di Jembatan Joyoboyo yang sudah selesai konstruksi­nya. Sementara itu, warga lainnya memilih menjaring ikan di tepi Kalimas.
DIPTA WAHYU JAWA POS COBA PERUNTUNGA­N: Puluhan warga memancing ikan ’’mabuk’’ di Jembatan Joyoboyo yang sudah selesai konstruksi­nya. Sementara itu, warga lainnya memilih menjaring ikan di tepi Kalimas.
 ?? WAHYU ZANUAR BUSTOMI/JAWA POS ?? BELUM DITEMUKAN: Tim gabungan mencari Safila yang hanyut di dekat Jembatan BAT Ngagel kemarin.
WAHYU ZANUAR BUSTOMI/JAWA POS BELUM DITEMUKAN: Tim gabungan mencari Safila yang hanyut di dekat Jembatan BAT Ngagel kemarin.
 ?? WAHYU ZANUAR BUSTOMI/JAWA POS ?? KUNCI DIRUSAK: Afkar Hakim (duduk di motor) beruntung karena motornya tak jadi dibawa kabur oleh pelaku.
WAHYU ZANUAR BUSTOMI/JAWA POS KUNCI DIRUSAK: Afkar Hakim (duduk di motor) beruntung karena motornya tak jadi dibawa kabur oleh pelaku.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia