Jawa Pos

Isolasi dan Tes setelah Bepergian

Ulangi Pemeriksaa­n dalam Rentang 2 Minggu

-

SURABAYA, Jawa Pos – Imbauan untuk menghabisk­an masa liburan Natal dan tahun baru (Nataru) di rumah saja sudah didengungk­an pemerintah. Nyatanya, meski memang tak sebanyak tahun sebelumnya, jumlah warga Surabaya yang berlibur ke luar kota atau luar daerah, bahkan luar negeri, masih besar. Berikutnya, isolasi mandiri hingga tes swab dianjurkan untuk menekan persebaran Covid-19.

Bagi warga yang baru saja pulang liburan, pemeriksaa­n PCR atau pemeriksaa­n antigen perlu dilakukan. Isolasi dan terapi obat bisa segera dilakukan supaya tak terjadi penularan ke anggota keluarga atau rekan di tempat kerja. Tapi, pengujian tak bisa dilakukan sekali saja.

”Ada yang menyaranka­n uji usap PCR dilakukan dalam rentang 3–5 hari setelah bepergian. Tapi, banyak juga yang langsung melakukan di hari pertama kerja,” ucap Dokter Jusak Renatan.

Menurut Jusak, melakukan PCR atau tes antigen perlu diulang kembali dalam 1–14 hari kemudian. ”Karena ada kemungkina­n negatif palsu,” ucapnya. Probabilit­as negatif palsu tersebut dipengaruh­i jumlah kadar virus yang terdeteksi di nasofaring saat uji usap PCR. Pada masa inkubasi awal, jumlah kadar virus belum banyak. Makin lama, jumlah kadar virus semakin banyak dan baru muncul dalam hasil uji usap PCR sebagai positif.

Masa inkubasi bagi tiap orang bisa berbeda-beda. Maka, rentang waktu pengulanga­n tes cukup panjang. Bahkan, hingga dua minggu. Pemeriksaa­n uji usap antigen juga memiliki potensi serupa. Bedanya, uji usap antigen mencari protein dari virus. Bukan materi genetik virus seperti pada PCR.

Meski hasil PCR masih negatif atau hasil antigen masih nonreaktif, protokol kesehatan ketat harus dilakukan setelah pergi berlibur. ”Dan tracing juga harus dilakukan, habis bertemu siapa saja sebelumnya. Ada yang ternyata positif atau tidak,” imbuh alumnus Fakultas Kedokteran Universita­s Wijaya Kusuma Surabaya tersebut.

Jika sebelumnya melakukan kontak erat, bisa dilakukan PCR atau antigen. ”Banyak yang memilih hemat biaya dengan antigen saja, lalu isolasi mandiri karena gejala sudah mengarah Covid-19,” imbuhnya.

Uji usap PCR hingga saat ini masih menjadi gold standard menurut WHO dan CDC Amerika Serikat. Artinya, masih menjadi acuan utama untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang dalam waktu tertentu.

 ?? ALLEX QOMARULLA/JAWA POS ?? JAGA KESEHATAN SESAMA: Warga mengantre untuk menjalani tes antigen di National Hospital Surabaya kemarin.
ALLEX QOMARULLA/JAWA POS JAGA KESEHATAN SESAMA: Warga mengantre untuk menjalani tes antigen di National Hospital Surabaya kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia