Pemkot Janjikan Tiada Hari tanpa Normalisasi
SURABAYA, Jawa Pos – Cuaca ekstrem terus menerjang Kota Pahlawan. Surabaya diguyur hujan lebat. Dampaknya, sejumlah ruas jalan pun terendam air. Namun, genangan itu hanya bertahan beberapa jam.
Contohnya, dua hari lalu (3/1) guyuran hujan dengan intensitas tinggi melanda metropolis. Di selatan, ada beberapa kawasan yang terendam. Di antaranya, Ngagel dan Gayungsari. Ketinggian air berkisar 15 hingga 20 sentimeter.
Akhir tahun lalu, ada 10 titik jalan yang tergenang. Misalnya, Jalan Darmo Satelit. Ketinggian air mencapai 20 sentimeter. Tidak sedikit kendaraan roda dua yang mogok lantaran menerjang rendaman air itu.
Kabid Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Eko Yuli Prasetya menjelaskan, genangan tersebut dipicu sejumlah hal. Penyebab pertama adalah intensitas hujan. ’’Beberapa hari terakhir cuaca buruk,’’ jelasnya
J
Faktorlain,ketinggianpermukaan air laut. Air dari saluran tertahan. Tidak bisa mengalir. Ditambah hujan, drainase tidak mampu menampungair.Dampaknya,air pun tumpah ke jalan. Penyebab lain adalah sampah. Saluran dipenuhi kotoran karena warga membuangsampahsembarangan.
Bukan hanya saluran primer. Saluran sekunder dan tersier pun dipelototi. Hasilnya, banyak yang kotor. Dipenuhi sampah dan endapan air. Menurut Eko, salah satu penyebab genangan di jalan adalah sampah yang mengendap di saluran.
Tentu, pemkot tidak ingin genangan kembali menerjang Kota Pahlawan. Sejumlah langkah dilakukan agar Surabaya bebas dari rendaman air. Salah satunya, normalisasi. Pemkot terus membersihkan drainase.
Mulai saluran primer, sekunder, hingga tersier. ’’Tiada hari tanpa normalisasi,’’ paparnya.
Sementara itu, Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana menjelaskan, saluran air menjadi perhatian. Dia meminta DPUBMP mengecek jalan air tersebut. ’’Ketika ada yang kotor, langsung dibersihkan,’’ ucapnya. ’’Kami imbau tidak membuang sampah sembarangan,’’ lanjut politikus PDIP itu.