Jawa Pos

Trump Tak Lagi Sebut Pemilu Curang

-

WASHINGTON DC, Jawa Pos – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya tahu seberapa jauh batas toleransi Partai Republik terhadap aksinya. Kamis lalu (7/1) sang taipan tak lagi gembar-gembor soal kecurangan pemilu. Trump justru meminta pendukungn­ya tenang. Hal tersebut dilakukan karena ancaman yang diterima makin besar.

”Di saat seperti ini, kita butuh penyembuha­n dan rekonsilia­si. Pemerintah­an baru akan disumpah 20 Januari nanti dan saya akan pastikan proses transisi berjalan lancar,” ungkap pria 74 tahun itu seperti yang dilansir Agence France-Presse.

Memang Trump masih tak mau memberi selamat bahkan menyebut nama Joe Biden di pernyataan itu. Namun, dia tak lagi bersikeras bahwa pemilu 3 November lalu penuh kecurangan. Trump bahkan tegas menyebutka­n bahwa demonstran yang merangsek ke

Gedung Capitol sudah melanggar hukum dan harus ditindak.

Jelas saja Trump jinak. Dukungan yang biasa dinikmati sudah menyusut drastis. Mitch McConnell, pentolan Republik di Senat AS, sangat vokal menyuaraka­n kekecewaan­nya kepada Trump. Selama empat tahun McConnell-lah yang melindungi Trump dari semua ancaman, termasuk pemakzulan.

Bahkan, media sayap kanan pun ikut geram. Wall Street Journal, kantor berita yang dimiliki pebisnis Rupert Murdoch, menyaranka­n Trump mengundurk­an diri dalam artikel opini mereka. ”Presiden harus mempertang­gungjawabk­an kejadian ini,” tulis mereka.

Di Gedung Putih, sejumlah pejabat yang memprotes Trump dengan mengundurk­an diri terus bertambah. Terbaru, Menteri Pendidikan AS Betsy De Vos mengundurk­an diri. Dia menyusul Menteri Transporta­si Elaine Chao, istri

McConnell, yang sudah memberikan surat pengundura­n diri beberapa jam sebelumnya.

Trump dilaporkan kembali menanyakan peluang untuk mengampuni dirinya sendiri. Kabar itu menyusul dari wacana pengajuan amandemen ke-25 atau pemakzulan kedua yang mencuat di khalayak umum. Dua cara itu dirasa bisa menghukum Trump sekaligus mencegahny­a untuk melakukan hal mengerikan sebelum 20 Januari nanti. ”Ponsel saya terus berdering. Yang saya dengar dan lihat adalah pemakzulan, pemakzulan, dan pemakzulan,” ungkapnya kepada CNN.

Dua cara tersebut memang memungkink­an. Namun, pakar khawatir langkah tersebut justru akan menarik lagi simpati masyarakat dan politisi kepada Trump. John Kelly, mantan kepala staf Gedung Putih, mengatakan bahwa kekuasaan Trump sebenarnya sudah berakhir.

 ?? BRENDAN SMIALOWSKI/AFP ?? PASCARUSUH: Para pekerja memperkuat pagar pengendali massa di sekitar Capitol Hill dengan penghalang beton Kamis (7/1), sehari setelah massa pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump masuk ke gedung itu.
BRENDAN SMIALOWSKI/AFP PASCARUSUH: Para pekerja memperkuat pagar pengendali massa di sekitar Capitol Hill dengan penghalang beton Kamis (7/1), sehari setelah massa pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump masuk ke gedung itu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia