Proyek RSUD dr Soewandhie Dilanjutkan Tahun Ini
Tambah Tiga Lantai Lagi di Gedung Baru
SURABAYA, Jawa Pos − Kebutuhan rumah sakit selama pandemi Covid-19 ini cukup tinggi. Pemkot berencana menambah kapasitas ruangan di RSUD dr Soewandhie. Tahun ini pemkot menyiapkan anggaran Rp 50 miliar untuk melanjutkan proyek pembangunan gedung baru. Dewan minta agar proses lelang dipercepat sehingga bisa segera dieksekusi.
Pada 2020, dinas perumahan rakyat kawasan permukiman cipta karya dan tata ruang (DPRKP CKTR) mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk pembangunan gedung lima lantai. Nilainya mencapai Rp 197 miliar.
Tahun ini anggaran Rp 50 miliar akan dipakai untuk membangun tiga lantai lagi. ”Nanti jadi delapan lantai,” ujar Kepala Bidang Bangunan Gedung DPRKP CKTR Iman Krestian kemarin (8/1)
J
Iman mengatakan, pembangunan gedung baru di RSUD dr Soewandhie memang sempat menemui sejumlah kendala. Salah satunya, protes dari warga yang rumahnya terdampak. Ada yang rumahnya retak akibat pengerjaan proyek. Khususnya saat pemasangan tiang pancang atau groundbreaking.
Masalah tersebut sampai dibawa ke kantor DPRD Kota Surabaya. Intinya, warga meminta ganti rugi atas pengerjaan proyek yang dianggap merugikan. ”Semuanya sudah klir. Sudah tidak ada keluhan lagi. Kami beri ganti rugi sesuai tingkat kerusakan rumahnya,” kata Iman.
Hal itu menjadi bahan evaluasi untuk mengerjakan proyek lanjutan tahun ini. Namun, Iman yakin masalah serupa tidak akan terjadi. Sebab, pengerjaan tahun ini hanya melanjutkan bagian atas gedung. ”Tapi, tentu perhitungan kami tetap ada kompensasi untuk warga jika memang masih ada keluhan,” tuturnya.
Iman memastikan proses lelang untuk proyek lanjutan
RSUD dr Soewandhie dilakukan secepatnya. Menurut rencana, bulan ini proyek tersebut masuk ke lembaga pengadaan secara elektronik (LPSE). ”Harapan kami sih bisa segera dikerjakan. Karena tahun ini ada dua proyek rumah sakit lain yang harus digarap,” ucapnya.
Selain RSUD dr Soewandhie, pemkot akan membangun rumah sakit di wilayah Gunung Anyar. Anggaran yang disiapkan mencapai Rp 150 miliar. Iman mengatakan, anggaran sebesar itu tidak hanya untuk pembangunan fisik. Itu sudah termasuk alat kesehatan (alkes) dan alat kedokteran (aldok).
Pengerjaan RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) yang tertunda pada 2020 juga akan dikerjakan tahun ini. Nilai proyeknya sama, yakni Rp 120 miliar. Sesuai rencana awal, rumah sakit di wilayah Surabaya Barat itu akan dilengkapi fasilitas kedokteran nuklir.
Dua proyek rumah sakit tersebut sudah direncakan untuk multiyear. Sebab, anggaran yang dialokasikan cukup besar. Khususnya untuk rumah sakit Gunung
Anyar. ”Untuk yang RSUD BDH karena pengadaan fasilitas kedokteran nuklirnya yang lama. Pengadaannya saja bisa memakan waktu 13 bulan. Jadi, harus multiyear,” kata Iman.
Karena dikerjakan multiyear, Iman mengaku belum bisa memastikan pelaksanaan lelang dua proyek tersebut. Sebab, yang menandatangani kontrak lewat tahun harus wali kota definitif.
Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Surabaya Baktiono menilai, kebutuhan rumah sakit saat ini sangat mendesak. Karena itu, dia meminta agar lelang proyek rumah sakit dipercepat. Khususnya, RSUD dr Soewandhie. ”Iki wis nggak karu-karuan. Semua rumah sakit penuh. Masalahe nggak ngerti sampai kapan,” ucapnya.
Politikus PDIP itu menilai, percepatan pembangunan untuk fasilitas kesehatan harus menjadi prioritas. Jika perlu, dua puskesmas yang direncakan menjadi rumah sakit didahulukan. Tidak perlu model bangunan permanen. Yang penting, tempatnya bisa untuk menampung pasien Covid-19.