2 Ha Makam Khusus Covid-19 Hampir Penuh
TPU Babat Jerawat Berencana Tambah 1 Hektare Lagi
SURABAYA, Jawa Pos – Lahan untuk pemakaman pasien Covid-19 di TPU Babat Jerawat nyaris penuh. Pemkot Surabaya pun berencana untuk menambah lagi area pemakaman khusus tersebut. Sebab dalam beberapa hari terakhir, ada pertambahan jumlah warga yang meninggal dengan indikasi penyakit menular.
Kepala Makam TPU Babat Jerawat Hartono mengungkapkan, area pemakaman khusus dengan protokol Covid19 tersedia 2 hektare. Lahan pemakaman di Kecamatan Pakal itu sudah digunakan untuk mengubur jenazah. Saat ini ketersediaan lahan cenderung menipis. ”Memang lahannya (untuk pemakaman, Red) masih ada. Tapi kalau naik terus, lama-lama kewalahan juga,” kata Hartono kemarin.
Oleh karena itu, pihaknya menyiapkan rencana darurat. Yaitu, menambah lahan bagi pemakaman jenazah yang terkonfirmasi positif terjangkit virus korona. Luas lahan baru yang disiapkan sekitar 1 hektare. ”Itu yang kita siapkan sebagai lahan baru. Tapi, mudah-mudahan kasus ini segera turun lagi,” imbuh Hartono.
Sejak awal tahun ini, jumlah warga yang dimakamkan dengan protokol kesehatan untuk penyakit menular sempat naik. Pada awal tahun atau 1 Januari, ada lima pemakaman dengan protap Covid-19. Keesokannya atau pada 2 Januari, jumlahnya langsung melonjak signifikan menjadi 17 pemakaman. Tak ayal, kondisi tersebut membuat petugas kelelahan. ”Siang malam kita tidak istirahat. Memang harus stand by,” tutur Hartono.
Pada 3 Januari jumlahnya sedikit menurun dengan enam pemakaman di area khusus itu. Begitu pula pada 4 Januari, ada enam pemakaman.
Namun pada Selasa (5/1), jumlahnya meningkat lagi menjadi 12 kasus. Pada Rabu (6/1), tercatat ada 10 kali pemakaman dengan menggunakan protap penyakit menular. Bahkan Rabu malam itu, petugas penggali kubur tidak bisa istirahat enak. Sebab, malam itu ada tujuh pemakaman yang menggunakan protap tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita menyampaikan, pasien Covid19 cenderung meningkat. Namun, yang dirawat di Surabaya, lanjut dia, bukan hanya warga Kota Pahlawan. Banyak juga yang berasal dari kabupaten/kota lain di Jawa Timur. Pasien yang bergejala langsung dirujuk ke rumah sakit rujukan di Surabaya. ’’Dengan kondisi begini, seharusnya Surabaya tidak menerima pasien dari luar Surabaya. Tapi dari segi kemanusiaan, sulit juga menolak,” katanya.
Nah, dia menyarankan agar Pemprov Jatim memperbanyak rumah sakit rujukan di tempat lain di luar Surabaya. Salah satunya adalah dengan menambah rumah sakit lapangan sehingga bisa lebih banyak menampung pasien Covid-19. ”Saya rasa ketersediaan tenaga kesehatan kan cukup,” imbuh Feni, sapaan karib Febria Rachmanita.