Jawa Pos

Masyarakat Tidak Bisa Pilih Vaksin Covid-19

Izin CoronaVac Terbit, Hari Ini Finalisasi Vaksinasi Presiden

-

JAKARTA, Jawa Pos – Program vaksinasi Covid-19 bisa berjalan sesuai rencana. Itu menyusul keluarnya izin penggunaan darurat (emergency use authorizat­ion/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kemarin (11/1). Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun telah menerbitka­n fatwa halal CoronaVac, vaksin Covid-19 dari Sinovac, secara utuh.

Kepala BPOM Penny K. Lukito menyatakan bahwa CoronaVac sudah mendapatka­n EUA. Artinya, bisa digunakan untuk vaksinasi. Ada beberapa hal yang membuat CoronaVac mendapatka­n izin tersebut

Hasil evaluasi uji klinis menunjukka­n bahwa CoronaVac aman dengan kejadian efek samping yang ditimbulka­n bersifat ringan hingga sedang. Contohnya, nyeri, iritasi, kemerahan, dan pembengkak­an. ”Selain itu, terdapat efek samping sistemis berupa mialgia (nyeri otot, Red), fatigue, dan demam,” katanya. Efek samping tersebut tidak berbahaya dan dapat pulih kembali.

Selain itu, CoronaVac menunjukka­n kemampuan dalam pembentuka­n antibodi dan kemampuan antibodi dalam membunuh atau menetralka­n virus (imunogenis­itas). Temuan itu dilihat sejak uji klinis fase I dan II di Tiongkok dengan periode pemantauan sampai enam bulan. Lalu, pada uji klinis fase III di Bandung, data imunogenis­itas menunjukka­n hasil yang baik. ”Sampai tiga bulan jumlah subjek yang memiliki antibodi masih tinggi, yaitu 99,23 persen,” ungkap Penny.

Selanjutny­a, hasil analisis terhadap efikasi vaksin CoronaVac dari uji klinis di Bandung menunjukka­n, efikasi vaksin sebesar 65,3 persen. Berdasar laporan dari otoritas setempat, efikasi vaksin di Turki sebesar 91,25 persen dan di Brasil 78 persen. Standar minimal efikasi yang disyaratka­n WHO minimal 50 persen.

BPOM juga telah memiliki data mutu vaksin. Itu dilihat dari bahan baku, proses pembuatan, hingga produk jadi. Untuk itu, lembaga tersebut akhir tahun lalu datang ke pabrik Sinovac di Tiongkok. Tak hanya pada awal pembuatan, pengawasan juga dilakukan pada setiap batch vaksin.

Pengawasan BPOM berlanjut pada distribusi hingga pasca penyuntika­n. Misalnya, terkait kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), masyarakat bisa melapor ke nakes atau faskes terdekat. Lalu, catatan itu diteruskan nakes secara berjenjang. ”BPOM sebagai tempat monitoring efek obat. Kami akan mencatat. Dikaitkan dengan keamanan dan khasiat produk,” ujarnya.

Penny mengatakan bahwa BPOM memantau catatan efikasi secara jangka panjang. ”Efektivita­s vaksin terlihat ketika sudah dalam populasi,” tuturnya.

Perwakilan Komnas Penilai Obat BPOM Jarir Al Thobari mengungkap­kan, cara melihat pengaruh obat dengan vaksin berbeda. Kalau obat dilihat sembuh atau tidak sembuh. ”Kalau vaksinasi, kita lihat dampaknya dalam populasi,” ucapnya. Maka, yang dilihat efektivita­s vaksinasi adalah penurunan infeksi, kesakitan, dan kematian.

Dalam kesempatan itu, dia menjelaska­n alasan efikasi

CoronaVac di Indonesia lebih rendah daripada Brasil dan Turki. Itu terkait dengan epidemiolo­gi Covid-19 di Indonesia, proses penularan virus, dan perilaku masyarakat­nya. ”Di Turki (uji klinis) 20 persen nakes dan 80 persen umum. Di Brasil seluruhnya nakes, sementara di Bandung itu populasi uji klinis adalah umum,” ujarnya.

Menyusul terbitnya izin penggunaan darurat atau EUA dari BPOM untuk vaksin Covid-19 produksi Sinovac, MUI mengeluark­an fatwa untuk produk serupa.

Sementara itu, Juru Bicara untuk Vaksin Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkap­kan, hari ini (12/1) dilakukan pembahasan final vaksinasi untuk Presiden Joko Widodo. Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa presiden akan menjalani vaksinasi pada 13 Januari. Jokowi merupakan orang pertama yang divaksin.

Nadia menambahka­n, dalam vaksinasi, masyarakat tidak bisa memilih vaksin yang akan digunakan. ”Tidak bisa memilih. Sesuai tahapan dan sesuai ketersedia­an vaksin,” ujarnya. Seperti diketahui, selain CoronaVac, pemerintah akan mendapatka­n vaksin dari the Global Alliance for Vaccines and Immunisati­on (GAVI), Pfizer, dan Novavax.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia