Pasokan Barang Kebutuhan Pokok Aman, Harga Stabil
JAKARTA, Jawa Pos – Menghadapi fluktuasi harga beberapa komoditas pada awal tahun ini, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengawasi ketat pasokan barang kebutuhan pokok (bapok). Targetnya, bapok untuk Ramadan dan Lebaran 2021 tercukupi. Dengan demikian, harga juga lebih stabil meskipun ada kenaikan permintaan.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi akan memantau ketersediaan semua komoditas. Khususnya yang didapat dari jalur impor. Dia menginstruksikan pengadaan yang transparan dan terbuka, termasuk soal harganya. ”Karena harga komoditas impor akan memengaruhi harganya di dalam negeri,” ungkapnya kemarin (11/1).
Dalam kesempatan itu, Lutfi juga buka suara tentang dua komoditas yang baru-baru ini menjadi isu. Yakni, kedelai dan cabai rawit merah. Untuk kedelai, dia memproyeksi harganya masih menguat hingga akhir
Mei. Dia berharap harganya normal kembali pada Juni.
Kemendag juga akan menjadi penengah antara produsen tahu-tempe dan pasar.
Terutama untuk menginformasikan harga jual yang wajar.
Lutfi berjanji membantu koperasi memberikan harga yang wajar menjelang akhir bulan ini.
”Mekanisme tata niaga kedelai ini tidak lagi dipegang Kemendag atau pemerintah sejak 2013. Tapi, kami pastikan ini akan jadi sesuatu yang kami pelajari dengan baik,” tegasnya.
Untuk komoditas cabai rawit merah, Lutfi mengatakan bahwa persoalan harga bukanlah hal baru. Sebab, Indonesia belum memiliki teknologi untuk menyimpan cabai agar tetap segar. ”Cabainya itu mungkin hanya bisa bertahan 30 hari. Jadi, ketika paceklik, harganya tinggi, naik. Ketika panen, harganya turun, jatuh,’’ bebernya.
Menurut Lutfi, saat ini pemerintah mengembangkan sistem pendingin atau controlled atmosphere storage (CAS). Nanti peranti itu bisa mempertahankan kesegaran cabai sampai 7–12 bulan. Kini, sistem tersebut diujicobakan di Brebes, Jawa Tengah.
Di Jawa Timur, harga cabai rawit naik signifikan. Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim Nanang Triatmoko menyebut curah hujan sebagai penyebab turunnya produktivitas sampai 30 persen. ’’Terutama di area lahan tadah hujan. Sehingga tanaman cabai terkena penyakit layu,’’ paparnya.
Lutfi menargetkan, inflasi pangan tahun ini berada pada kisaran 3,2 persen. Soal sasaran strategis pada 2021, dia berharap PDB subsektor perdagangan besar dan ritel bisa tumbuh 4,8 persen. Selain itu, kontribusi produksi dalam negeri terhadap konsumsi rumah tangga nasional ditargetkan tumbuh 94,3 persen.