Genjot Ekspor, Tingkatkan Produksi Udang
SURABAYA, Jawa Pos – Kinerja ekspor udang yang gemilang pada 2019 membuat para pelaku usahanya optimistis. Sampai 2024, ekspor ditargetkan naik sebesar 250 persen. Dengan capaian USD 1,7 miliar (sekitar Rp 24,07 triliun) pada 2019, capaian 2024 nanti berkisar USD 4,25 miliar atau setara dengan Rp 60,10 triliun.
Ketua Forum Udang Indonesia (FUI) Budhi Wibowo menyatakan bahwa untuk mendukung pencapaian target tersebut, diperlukan dua upaya. Yakni, peningkatan nilai tambah udang yang diekspor dan peningkatan produksi di dalam negeri.
’’Melihat pencapaian 2020, ekspor udang tumbuh signifikan. Karena itu, kami yakin target ekspor udang tumbuh 2,5 kali lipat bisa tercapai,’’ ungkap Budhi kemarin (11/1).
Data Kementerian Kelautan dan Perikanan sampai November lalu menunjukkan bahwa nilai ekspor udang mencapai USD 1,86 miliar (sekitar Rp 26,32 triliun). Diperkirakan, nilai ekspor pada 2020 tumbuh 20 persen atau sama dengan target rata-rata pertumbuhan dalam setahun.
Untuk mendukung pertumbuhan ekspor itu, Budhi meminta pemerintah bisa memprioritaskan program revitalisasi tambak tradisional. Tujuannya, meningkatkan produktivitas produksi dalam negeri, dalam hal ini tambak.
Selain itu, meningkatkan pemakaian teknologi oleh para petambak udang sehingga metode yang tradisional bisa menjadi lebih modern (semi-intensif ).
Data FUI menyebutkan bahwa saat ini ada sekitar 6.000 hektare tambak intensif, 10.000 hektare tambak semi-intensif, dan 300.000 hektare tambak tradisional. Selain dari tumbuhnya tambak intensif baru, FUI mendorong revitalisasi sekitar 5 persen tambak tradisional menjadi semi-intensif. ”Itu akan turut mendorong pencapaian target ekspor udang pada 2024,” tandasnya.