Beri Suntikan Modal hingga Konsep Pemasaran Digital
Pemprov memiliki sejumlah strategi untuk membangkitkan kembali geliat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jatim. Konsep utama yang diusung adalah kolaborasi.
SEKTOR UMKM di Jatim mengalami perlambatan akibat hantaman pandemi virus korona yang telah berlangsung lebih dari enam bulan. Berdasar data Dinas Koperasi dan UKM (Diskop-UKM) Jatim, 65 persen dari 9,7 UMKM di 38 kabupaten/kota mengalami kesulitan.
Tak hanya sulit mendapatkan bahan baku, pemasaran hasil produksi mereka juga terimbas akibat permintaan yang turun drastis. Dampaknya, penjualan turun. Bahkan, tak jarang stok produksi melebihi permintaan. Sebagian pelaku UMKM gulung tikar.
Situasi itu mendapat perhatian serius dari pemprov. Sektor UMKM menjadi salah satu target yang dibenahi pasca dimulainya program pemulihan ekonomi yang diinisiatori Gubernur Khofifah Indar Parawansa. ”Sebab, UMKM adalah salah satu fondasi utama perekonomian di Jatim,” kata Khofifah.
Lantas, seperti apa strategi yang disiapkan? Kepala DiskopUKM Jatim Mas Purnomo Hadi menyatakan, sejumlah program untuk UMKM sudah dimulai. Salah satunya adalah distribusi bantuan modal bagi para pelaku. ”Banyak pelaku usaha kecil menengah yang mengalami kesulitan modal. Karena itu, solusi ini diberikan,” katanya.
Saat ini pendistribusian dana bergulir bagi pelaku UMKM di daerah tengah berlangsung. Dana tersebut didistribusikan melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan bank milik BUMD Jawa Timur. Dalam program itu, pemprov berkolaborasi dengan Bank Indonesia, Bank UMKM Jawa Timur, Bank Jatim, Bank Himbara, OJK, serta BPN.
Sedikitnya, 165 UMKM mengajukan pinjaman dana bergulir. Dari jumlah tersebut, sudah ada yang menerima bantuan secara langsung. Penyerahannya dilakukan Gubernur Khofifah melalui kegiatan sambang daerah yang berlangsung setiap akhir pekan.
Selain itu, pemprov berkolaborasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Sasarannya adalah program sertifikasi tanah milik warga, terutama para pelaku UMKM. Sertifikat tersebut bisa menguatkan modal bagi pelaku UMKM.
Yang juga dibenahi adalah sektor pemasaran produk UMKM. Proyeksinya memakai sistem digital. Pemasaran tidak lagi melalui distributor atau penjual bertemu langsung dengan pembeli. ”Tapi, menggunakan marketplace,” katanya.
Pendekatan kelembagaan juga dilakukan. Saat ini diskop UKM melihat bagaimana situasi kelembagaan itu sendiri. Sebab, banyak lembaga yang lemah pada masa pandemi Covid-19. Baik kelembagaan koperasi maupun UMKM. ”Penguatan kelembagaan menjadi penting,’’ ucapnya.
Saat ini program yang berlangsung adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM). ”Tentu, dinas koperasi dan UKM juga berkolaborasi dengan OPD atau lembaga lainnya,” katanya.
Dia menjelaskan, penguatan kelembagaan bisa meningkatkan status mereka. Dengan begitu, UMKM yang semula berskala kecil bisa naik menjadi sedang. Lalu, UMKM berskala sedang bisa naik menjadi skala besar. ”Itu bentuk dari UMKM naik kelas,’’ ucap Mas Purnomo Hadi.
Pemasaran tidak lagi melalui distributor atau penjual bertemu langsung dengan pembeli.” MAS PURNOMO HADI Kepala Diskop-UKM Jatim