Jawa Pos

Dulu Angkat CVR, Sekarang FDR

-

WAJAH Iwan Kurniawan masih tampak lelah. Maklum, dia berada di lokasi penyelaman di perairan Kepulauan Seribu sejak pagi. Dan, kemarin (12/1) merupakan hari keempat dia dan rekan-rekannya bertugas. Iwan bagian dari Dinas Penyelaman Bawah Air (Dislambair) Komando Armada (Koarmada) I TNI Angkatan Laut (AL)

Mereka termasuk satuan khusus yang dikirim kali pertama ke titik jatuh Sriwijaya Air SJ182. Sabtu malam lalu (9/1) mereka bertolak dengan menggunaka­n KRI Teluk Gilimanuk-531.

Kerja keras Iwan dan tim itu akhirnya terbayar. Kemarin, bersama tiga rekannya, perwira berpangkat mayor tersebut berhasil mengangkat black box atau flight data recorder (FDR) dari dasar laut Kepulauan Seribu.

Jawa Pos termasuk yang pertama mewawancar­ai Iwan di Jakarta Internatio­nal Container Terminal (JICT). Masih mengenakan bawahan pakaian selam, kendati terlihat lelah, dia sangat bersemanga­t menjawab setiap pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan keberhasil­an timnya mengangkat black box Sriwijaya Air tersebut. ’’Keberhasil­an itu tidak lepas dari kerja sama tim penyelam TNI-AL,’’ kata Iwan.

Selain Dislambair, ada penyelam dari Detaseman Jala Mangakara (Denjaka) dan personel Intai Amfibi (Taifib) Korps Marinir. Sebelum timnya menyelam kemarin, tim lain sudah mendapat beacon (bagian dari FDR yang bertugas mengirim sinyal) black box yang dicari-cari.

’’Pencarian sekitar 11 jam dapat beacon-nya, berikutnya di siang hari dapat casing FDRnya, dan penyelaman terakhir pas saya sama tiga rekan dapat FDR-nya,’’ terangnya.

Karena itu, Iwan menggarisb­awahi, keberhasil­an kemarin merupakan hasil kerja tim.

Ada peran awak kapal KRI Rigel-933 juga yang berhasil mendeteksi sinyal black box sejak hari kedua pencarian.

Sebelum mendapat sinyal yang jelas dari black box pesawat yang mengangkut 62 orang itu, mereka mengangkat satu per satu bagian pesawat yang sudah terpecah belah. Mulai bagian yang berukuran besar sampai kecil. ’’Nah, hari ini (kemarin, Red) fokus pencariann­ya FDR dan CVR (cockpit voice recorder),’’ jelasnya.

Urusan pencarian black box, nama Iwan dan timnya dikenal sejak operasi SAR Lion Air PKLQP dua tahun lalu. Saat pangkatnya masih kapten, Iwan berhasil mendapatka­n CVR pesawat yang hilang kontak dan jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, itu. Dia mengakui, mencari dan membawa black box dari dasar laut tidak mudah.

Begitu pula FDR yang ditemukan kemarin. Iwan menyatakan, penyelaman kemarin tidak lepas dari kendala. Sempat tertutup bagian-bagian pesawat, black box itu juga sudah terkubur lumpur selama empat hari. ’’Di mana ada material atau objek yang besar dan berat, kalau perlu kami angkat, kami angkat,’’ tutur Iwan. Proses itu dilakukan berulang-ulang oleh Iwan dan penyelam-penyelam lainnya. Sampai hari keempat operasi SAR, mereka mendapatka­n black box yang dicari-cari. Berikutnya, mereka akan kembali ke lokasi pencarian untuk menemukan CVR yang masih berada di dasar laut.

 ?? FEDRIK TARIGAN/JAWA POS ?? TUGAS: Mayor Iwan Kurniawan (kiri), prajurit Dislambair TNI-AL, penemu black box pesawat Sriwijaya Air PK-CLC, berfoto bersama di dermaga JICT, Jakarta, kemarin (12/1).
FEDRIK TARIGAN/JAWA POS TUGAS: Mayor Iwan Kurniawan (kiri), prajurit Dislambair TNI-AL, penemu black box pesawat Sriwijaya Air PK-CLC, berfoto bersama di dermaga JICT, Jakarta, kemarin (12/1).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia