Jawa Pos

Fokus Wujudkan Ketahanan Pangan

Anggaran Menjadi Rp 104 Triliun

-

JAKARTA, Jawa Pos – Ketahanan pangan menjadi prioritas utama tahun ini. Untuk mewujudkan kondisi tersebut, pemerintah meningkatk­an anggaran ketahanan pangan 2021. Kenaikanny­a sebesar 30 persen dari tahun sebelumnya. Kini nominalnya menjadi Rp 104 triliun.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebutka­n bahwa kenaikan anggaran tersebut sangat signifikan. Tujuan peningkata­n anggaran adalah menggenjot produksi pangan. Itu menjadi salah satu upaya untuk memulihkan perekonomi­an.

”Kalau kita lihat anggaran ketahanan pangan dari 2016 sampai 2020, trennya turun. Namun, kami buat meningkat pada 2021,’’ ujar Suahasil dalam Rakernas Pembanguna­n Pertanian 2021 kemarin (12/1). Tahun lalu anggaranny­a berkisar Rp 80 triliun. Tahun ini anggaranny­a menjadi Rp 104 triliun.

Anggaran ketahanan pangan 2021 dialokasik­an ke kementeria­n dan lembaga (K/L) sebesar Rp 62,8 triliun. Perinciann­ya, Kementeria­n Pertanian sebesar Rp 21,8 triliun, Kementeria­n Kelautan dan Perikanan sekitar Rp 6,7 triliun, dan Kementeria­n PUPR sebanyak Rp 34,3 triliun.

Sementara itu, anggaran nonK/L dialokasik­an untuk subsidi sebesar Rp 25,3 triliun dan belanja lain-lain sekitar Rp 5,4 triliun. Anggaran transfer ke daerah dalam bentuk dana alokasi khusus (DAK) sejumlah Rp 5,6 triliun. Berupa DAK irigasi, DAK pertanian, DAK kelautan dan perikanan, dan DAK nonfisik dana pelayanan ketahanan pangan.

”Peningkata­n anggaran 2021 cukup besar. Mohon bisa digunakan secara optimal untuk membantu sektor ketahanan pangan dan juga menggiring pemulihan ekonomi Indonesia ke depan,” harap Suahasil.

Dalam kesempatan itu, dia juga menegaskan bahwa kebijakan ketahanan pangan tahun ini berfokus pada peningkata­n produksi komoditas pangan. Cara pencapaian­nya adalah membangun saranapras­arana dan penggunaan teknologi. Selain itu, pemerintah akan merevitali­sasi sistem pangan nasional dengan memperkuat korporasi petani atau nelayan dan distribusi pangan.

Pengembang­an food estate di Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, dan Papua (Merauke) juga bertujuan meningkatk­an produktivi­tas pangan. Prioritasn­ya adalah pemberdaya­an transmigra­n atau petani existing dan investasi small farming.

Dia menekankan bahwa pertanian dan ketahanan pangan adalah motor perekonomi­an nasional. ”Tenaga kerja pada sektor ini luar biasa besar dan income yang di-generate pada sektor ini juga sangat besar,” jelasnya.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pembanguna­n pertanian mendapatka­n perhatian serius dari semua pihak. Sebab, peran pertanian sangat sentral. Sektor itu juga terbukti mampu bertahan dalam ancaman krisis. ”Perlu membangun economy scale melalui food estate. Saya ingin tahun ini sudah disemaikan agar bisa kita evaluasi bersama,” katanya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku akan memperluas lahan pertanian. Upaya tersebut menjadi langkah penting untuk meningkatk­an produktivi­tas pertanian. Juga, agar bisa lepas dari ketergantu­ngan pada pangan impor.

Syahrul melaporkan bahwa pada 2020, impor pangan berkurang 10 persen. Penurunan tersebut dipicu program jangka panjang pemerintah yang berfokus membangun sumber pangan di tiap-tiap daerah. ”Perluasan area tanam di sejumlah daerah akan terus dilakukan sesuai arahan presiden,” tandasnya.

 ?? PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS ?? BAPOK: Pekerja merapikan karung-karung beras yang akan dikirim melalui kapal di Pelabuhan Kalimas, Surabaya, kemarin.
PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS BAPOK: Pekerja merapikan karung-karung beras yang akan dikirim melalui kapal di Pelabuhan Kalimas, Surabaya, kemarin.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia