Jawa Pos

Wujudkan Export Center dan Industri Halal

Misi pemulihan ekonomi di Jatim diwujudkan dengan beragam program. Salah satunya, meningkatk­an ekspor. Tahun ini pemprov melalui dinas perindustr­ian dan perdaganga­n memiliki sejumlah strategi. Di antaranya, export center.

-

TREN ekspor komoditas asal Jatim terus menunjukka­n grafik yang menggembir­akan. Akhir 2020, nilai ekspor provinsi ini mencapai USD 1,62 miliar. Kontribusi nilai ekspor Jawa Timur terhadap nasional pada Januari–November 2020 mencapai 12,62 persen. Pencapaian itu menempatka­n Jawa Timur sebagai daerah dengan kontribusi ekspor terbesar kedua.

Hal itulah yang memunculka­n optimisme besar. Bahwa, produkprod­uk asal provinsi ini sangat potensial diterima pasar. Termasuk produk buatan UMKM.

Karena itu, sebuah strategi disiapkan pemprov untuk menggenjot ekspor komoditas asal Jatim plus memaksimal­kan potensi UMKM. Salah satunya, melalui export center (EC).

Untuk merealisas­ikan program itu, pemprov bekerja sama dengan Kementeria­n Perdaganga­n serta mengganden­g salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya.

Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, EC menjelaska­n tahapan, persyarata­n, serta proses ekspor. Dengan begitu, masyarakat memiliki pemahaman yang detail tentang kegiatan ekspor. ”Mereka jadi tahu apa yang harus dilakukan untuk menjual barang ke luar negeri,’’ ucapnya.

Dengan begitu, EC bisa menciptaka­n eksportir baru di Jawa Timur. Khofifah yakin konsep tersebut mendorong jumlah ekspor di Jatim. Langkah tersebut juga diyakini mampu mempercepa­t pemulihan ekonomi. ”Otomatis, pertumbuha­n ekonomi meningkat,’’ jelas Khofifah.

Keberadaan EC juga bisa menjadi pendongkra­k potensi besar sektor UMKM dan IKM di Jatim. Produk mereka sebenarnya bisa bersaing di pasar internasio­nal. Hanya, mereka belum memiliki pengetahua­n tentang bagaimana melakukan ekspor. Nah, EC menjawab masalah tersebut. Pelaku UKM dan IKM akan dibimbing dari awal hingga bisa menjual produknya ke luar negeri.

Kepala Dinas Perindustr­ian dan Perdaganga­n (Disperinda­g) Jatim Drajat Irawan menyatakan, gubernur memiliki misi untuk mencetak eksportir baru. ”Eksportir baru itu bukan dari kalangan pengusaha besar, melainkan dari UMKM dan IKM yang dimaksimal­kan potensinya,’’ ucapnya.

Drajat optimistis, rencana itu bisa diwujudkan secara bertahap. Dengan begitu, produk Jawa Timur bisa merambah pasar internasio­nal. Pangsa pasar yang semakin luas juga membawa dampak positif terhadap pertumbuha­n UKM dan IKM di Jawa Timur. ”Perlahan, UMKM dan IKM akan naik kelas ke jenjang berikutnya,’’ kata Drajat.

Nanti penyediaan EC diimbangi dengan penambahan kawasan industri baru. Yakni, kawasan industri halal alias KIH. Kawasan bisnis itu memberikan peluang baru bagi pelaku UMKM di Jawa Timur. Mereka bisa memiliki pabrik sendiri di area KIH.

Khofifah ingin kawasan tersebut menjadi ruang bagi pelaku UMKM yang bergerak pada makanan dan minuman. Mereka membuat produk halal yang siap ekspor. Dengan begitu, Jawa Timur bisa menjadi daerah kontribusi ekspor halal food terbesar di Indonesia.

Jawa Timur optimistis dengan rencana tersebut. Sebab, 40 persen UMKM sudah memiliki sertifikas­i halal. Data hingga Oktober 2020, ada 2.039 sertifikat halal yang diterbitka­n Badan Penyelengg­ara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Sebagian besar memproduks­i makanan dan minuman.

Pelaku UMKM, UKM, maupun IKM yang bergerak di bidang makanan dan minuman diminta bekerja ekstra. Produk mereka diproyeksi­kan bisa bersaing di pasar internasio­nal. Mereka dibentuk untuk menjadi eksportir baru. ”Sesuai harapan dan keinginan untuk mendorong peningkata­n ekspor halal food,’’ kata Khofifah.

Eksportir baru itu bukan dari kalangan pengusaha besar, melainkan dari UMKM dan IKM yang dimaksimal­kan potensinya.”

DRAJAT IRAWAN Kepala Dinas Perindustr­ian dan Perdaganga­n Jatim

 ?? TORIQ S. KARIM/JAWA POS ??
TORIQ S. KARIM/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia