Takut Ditangkap, Pemilik Belum Ambil Sepeda Balap Liar
SURABAYA, Jawa Pos – Balap liar sepeda pancal tengah tren di kalangan anak muda. Salah satunya di wilayah hukum Polsek Kenjeran. Terdapat tiga titik rawan yang sering digunakan untuk balap liar. Yaitu, Jalan M. Noer, Jalan Luar Lingkar Timur (JLLT), dan Jalan Platuk Donomulyo. Biasanya balap liar terjadi pada sore dan malam hari. Kondisi tersebut membuat masyarakat resah karena dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Selain itu, balap liar kerap dijadikan sebagai ajang perjudian oleh pemain dan para penonton. Dan, jika ada salah satu kelompok yang tidak menerima kekalahan, kerap berakhir dengan keributan.
Kapolsek Kenjeran Kompol Esti Setija Oetami menjelaskan, operasi balap liar kerap dilakukan. Terbaru, operasi digelar di JLLT pada Sabtu sore (9/1). Puluhan sepeda pancal diadapat dan diamankan di Mapolsek Kenjeran. ”Ada 43 sepeda angin yang kami amankan dan sampai sekarang belum ada satu pun pemilik yang mengambilnya. Padahal, sudah kami perbolehkan,” kata Kompol Esti Setija Oetami kemarin (12/1).
Informasi yang didapat, mereka belum mengambil sepedanya karena takut. Mereka takut dipenjara karena terlibat balap liar. Padahal, pihaknya tidak ada niatan seperti itu. Walapun melanggar, mereka masih diberi kesempatan untuk memperbaiki sikap.
”Hanya diberikan pembinaan dan mendatangi surat pernyataan berjanji tidak lagi melakukan balap liar. Jika masih melanggar, baru dikenakan sanksi hukum,” ucap dia.
Berkat koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya, pembuatan speed trap di Jalan Platuk Dinoyo segera dilakukan. Dengan adanya speed trap, balap liar tidak akan terjadi. Speed trap dibuat dengan berjarak setiap 50–100 meter. Pembuatan speed trap akan diperbanyak pada titik yang rawan terjadi balap liar.