Berkat Ide Bikin Masker dari Biji Nimba
Mahasiswa berprestasi (mawapres) Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) Stefanny Angela mencetak rekor baru untuk kampusnya. Dia menjadi mahasiswa pertama dari UKWMS yang mendapat penghargaan tingkat nasional sebagai Mahasiswa Penginspirasi.
Jawa Pos
KEIKUTSERTAAN Stefanny dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) Nasional 2020 beberapa waktu lalu menorehkan tinta emas. Bersaing dengan 18 mahasiswa jenjang S-1 dari berbagai universitas terkemuka di Indonesia, dia berhasil dinobatkan sebagai
Mahasiswa Penginspirasi. Capaian tersebut tidak terlepas dari ide yang dicetuskannya. Yakni, masker dari biji nimba.
’’Waktu itu saya mikir apa kira-kira yang dibutuhkan dan banyak dipakai orang selama Covid. Lalu kepikiran bikin masker dari daun nimba yang punya kandungan selulosa,’’ terang mahasiswa semester 7 teknik kimia itu saat dihubungi Jawa Pos kemarin (12/1). Dia pun menjelaskan lebih detail. Bahwa standar masker dari WHO adalah yang punya kemampuan filter sampai tiga kali lipat.
Sementara selulosa memiliki filterisasi pada kisaran 4,3−5,1 kali lipat. Artinya, jauh lebih tinggi dibanding standar WHO. Data tersebut pun didapat Stefanny dari riset beberapa jurnal ilmiah. Yang juga digunakannya sebagai bahan penunjang literatur karya ilmiah. Selain itu, masker dari biji daun nimba jauh lebih ramah lingkungan.
’’Bahannya aman dan mudah terurai ketimbang surgical mask. Jadi, tidak akan menimbulkan dampak buruk dan masalah baru bagi lingkungan,’’ imbuhnya.
Keunggulan lainnya, bahan baku alami tersebut juga mengandung senyawa antibakteri, antivirus, dan antijamur. Mahasiswi 21 tahun itu pun mengaku mendapat banyak kesempatan sekaligus pengalaman berkesan selama mengikuti babak penyisihan hingga final secara daring.
’’Bersyukur sekali bisa presentasi langsung di depan petinggi-petinggi dari Kemenristekdikti. Bahkan, saya dikasih kesempatan untuk nyanyi. Kebahagiaan saya jadi dobeldobel karena ini kali pertama mahasiswa UKWMS sampai menang mawapres tingkat nasional,’’ kenangnya.
Langkah Stefanny sendiri bermula dari pemilihan mawapres tingkat kampus. Saat itu dia keluar sebagai jawara. Dan berhak maju sebagai perwakilan kampus dalam Pilmapres Nasional 2020. Sejak di level kampus pun, Stefanny sudah menggunakan si daun nimba sebagai bahan baku produk penelitiannya. ’’Namun, saat di tingkat kampus, saya membuatnya sebagai sabun. Sudah diproduksi juga saat itu. Sabunnya tidak mengandung triclosan seperti di pasaran. Jadi, tidak berbahaya dan tidak menimbulkan efek alergi serta iritasi pada kulit,’’ paparnya.
Dia menuturkan, daun nimba atau dikenal juga dengan nama daun imba atau daun intaran alias godhong imbo tersedia melimpah di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa dan Madura. Namun, pemanfaatan dari tanaman tersebut terbilang masih sangat minim. Karena itulah, tercetus ide untuk membuat sabun maupun masker.