Jawa Pos

Impikan Main Film Musikal

Clara Bernadeth

-

Terjun ke dunia akting tak pernah terlintas dalam benak Clara Bernadeth sebelumnya. Perempuan berdarah Jawa-Manado itu membayangk­an selepas kuliah bakal bekerja di NGO. Perjalanan hidup memberinya kesempatan untuk menjadi bintang iklan, model klip, bermain di serial TV, hingga layar lebar. Kenalan lebih dekat dengan Clara, yuk…

Hai Clara, apa kabar? Hai, kabar baik dan sehat.

Ceritakan perjalanan Clara masuk bidang entertainm­ent, kalau tidak salah, debut akting di serial TV Cinta dan Rahasia?

Iya betul. Pertama belajar akting di situ. Sebelumnya iseng nyoba iklan, lalu randomly dapat tawaran jadi model klip, terus Cinta dan Rahasia

(2017). Habis itu, film Sebelum Iblis Menjemput, Ikut Aku ke Neraka, Imperfect, dan yang baru rilis 14 Januari lalu original series video Turn On. Apa yang bikin Clara excited dengan project terbaru Turn On? Ceritanya diambil dari novel hit di

Wattpad. Karakter saya sebagai Maria, perempuan mandiri dan persisten mengejar mimpinya. Dia bekerja jadi bawahan Andreas (Giorgino Abraham). Syutingnya di tengah pandemi, akhir Agustus–September di Bali. Dengan protokol kesehatan tentunya, semua pemain dan kru di-swab berkala. Yang bikin excited, saya bisa mengeluark­an sisi konyol, polos, dan komikal dalam sosok Maria.

Apa yang membuat Clara akhirnya mencintai dunia akting?

Nah, waktu kecil nggak kebayang sama sekali jadi aktris. Karena saya kuliah jurusan hubungan internasio­nal, terpikir masuk ke NGO yang concern pada isu anak-anak dan

human traffickin­g. Begitu nyemplung ke akting, sesusah itu. Saya belajar banget, nggak sekadar bermain emosi atau berekspres­i, belajar psikologi manusia, perilaku manusia, kultur. Setelah horor, drama, komedi, genre apalagi yang ingin dieksplor?

Banyak. Kalaupun dapat drama lagi, horor lagi, ayo aja. Tapi, kalau beda, lebih ayo lagi. Ingin main film action, sejarah, musikal. Pengin banget main film musikal kalau Indonesia membuat banyak produksi seperti itu. Apalagi, saya suka menari.

Oh iya, Clara sempat aktif menari. Apakah ditekuni sampai sekarang?

Waktu kuliah saya tergabung jadi delegasi Indonesia untuk misi budaya ke Spanyol, Denmark, Prancis. Narinya tradisiona­l kayak tari saman, piring, kipas. Dari kecil, memang doyan banget nari. Waktu SD, nari India.

Soal fashion, style Clara seperti apa?

Saya suka eksplor style, tapi lebih cenderung memilih etnik, batik, tenun, local pride. Banyak brand lokal yang keren-keren, simpel, chic, sampai edgy. Hobi di waktu luang?

Traveling. Makanya, waktu jadi delegasi budaya, happy banget belajar nari sekaligus keliling negara. Setelah pandemi selesai, pengin traveling lagi, terutama ke Indonesia Timur, NTT, NTB, Papua. Juga negara-negara lain,

explore the world. Satu lagi, selama pandemi ini, jadi belajar baking. Saya bikin dessert dan jadi bisnis kecilkecil­an, menyuplai beberapa kafe.

Tiga hal yang Clara banget?

Saya itu selain suka traveling, doyan banget kuliner. Tapi, diimbangi dengan olahraga. Yoga, HIIT, sempat sepedaan juga. Kecuali, lari, hehe. Terus, saya rutin konsumsi herbal sejak dulu. Jamu, air kelapa, dan jahe. Termasuk untuk skin care, saya lebih pilih yang organik dan less chemical.

 ?? FAFA MANAGEMENT FOR JAWA POS ??
FAFA MANAGEMENT FOR JAWA POS
 ?? FAFA MANAGEMENT FOR JAWA POS ??
FAFA MANAGEMENT FOR JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia