Jawa Pos

Mereka Kembali Mengobati Rindu, Lebih dari Sekadar Reuni

Sejumlah band hadir dengan konsep reuni setelah beberapa waktu vakum. Sekadar manggung bareng untuk nostalgia atau berdamai dengan masa lalu dan memulai langkah untuk melahirkan karya-karya baru.

- UTAMA MINGGU

MEDIO 2010, penggemar band Padi dikejutkan dengan keputusan personel grup musik asal Surabaya tersebut yang tidak lagi menempuh jalan yang sama. Tidak berkarya bersama lagi.

Piyu, sang gitaris, berkutat pada kegiatan-kegiatan solo. Personel lainnya, Fadly, Yoyo, Ari, dan Rindra, memilih tetap bermusik bareng. Mereka ”berganti baju”. Ngeband lewat grup Musikimia.

Ada alasan sehingga Padi harus ”istirahat”. Grup band itu diterpa masalah internal. Ada perbedaan tajam di antara mereka. Ditambah, dua personel Padi tersandung kasus narkoba. Saat itu perputaran roda kehidupan Padi seperti bergerak cepat. Bak roller coaster.

Padi yang hingga saat itu telah menelurkan lima album memiliki nama besar. Beragam penghargaa­n mereka raih. Padi masuk dalam daftar band yang mencetak rekor penjualan fantastis. Album Sesuatu yang Tertunda yang dirilis pada 2001, misalnya, terjual hingga 1,8 juta keping. Album itu mendapatka­n penghargaa­n AMI untuk Album Terbaik-Terbaik.

Padi juga meraih Album Terbaik dan Grup Terbaik di Anugerah Industri Muzik Malaysia 2001. Puncaknya, mereka meraih Favourite Artist Indonesia pada ajang MTV Asia Awards 2002. Album itu termasuk dalam 150 Album Indonesia Terbaik versi majalah Rolling Stone Indonesia. Lagu-lagu Padi selalu menjadi hit. Mahadewi, Semua Tak Sama, Menanti Sebuah Jawaban, dan Kasih Tak Sampai akrab di telinga penikmat musik tanah air dan kerap berada di deretan sepuluh lagu terbaik.

Namun, Padi juga diliputi kabar ketidakhar­monisan di internal. Hingga akhirnya, band yang dibentuk pada 8 April 1997 oleh lima mahasiswa Universita­s Airlangga itu memutuskan untuk vakum.

Sejak itu, Sobat Padi seperti dipaksa memendam rindu. Memutar kenangan pada setiap lirik lagu Padi yang related dengan pengalaman hidup masing-masing.

Berselang sekitar tujuh tahun, kerinduan itu terobati. Padi memutuskan untuk ”reuni”. Kembali ke kancah musik Indonesia. Kembalinya Padi tentu

menggembir­akan fans. Selain sudah merindukan penampilan Piyu dkk, mereka tidak sabar menunggu karya terbaru dari Padi. Karya yang punya ciri khas dan selalu membekas di hati pendengar musik Indonesia.

Piyu menuturkan, berkumpuln­ya lagi dirinya bersama Fadly, Yoyo, Ari, dan Rindra bukan sekadar reuni. Melainkan lahir kembali. Dengan alasan itu pula, mereka sepakat menyematka­n kata Reborn di belakang nama Padi. ”Reuni kan kumpul, lalu pisah lagi. Ini lahir kembali,” ujar musisi bernama lengkap Satriyo Yudi Wahono tersebut.

Dengan penjelasan itu pula, Piyu menegaskan bahwa Padi tidak pernah bubar. ”Kami enggak pernah bubar.

Member lengkap, tidak berkurang dan tidak bertambah,” tegasnya.

Memang tidak mudah bagi mereka memutuskan untuk kembali setelah hiatus lama. Salah satu yang langsung dilakukan ketika memutuskan lahir kembali adalah menyamakan chemistry. ”Sebelum bikin karya baru, kami mencoba untuk sering berinterak­si. Sering manggung, konser dari panggung ke panggung, hingga akhirnya membentuk kami kembali merasa seperti saat kali pertama bikin Padi,” terang Piyu.

Padi, lanjut dia, seperti mengulang langkah awal yang dulu mereka jejakkan di Kota Pahlawan. ”Kami kembali ke nol lagi,’’ katanya.

Padi Reborn memang sudah membuktika­n bahwa mereka tidak hanya melakukan reuni. Salah satu buktinya adalah album keenam berjudul Indera Keenam yang dirilis pada 2019. Ada satu lagu baru berjudul Kau Malaikatku di album tersebut. Lagu lainnya merupakan aransemen ulang beberapa single hits dari album-album Padi terdahulu.

Fadly, sang vokalis, menuturkan bahwa Padi Reborn bukan hanya sebuah band. Padi Reborn adalah sebuah keluarga. Meski sebelumnya punya karya masing-masing (Piyu dengan album solo serta Fadly, Rindra, Yoyo, dan Ari dengan Musikimia), lima personel Padi Reborn tetap menjaga nama besar band. ”Waktu itu penting buat hubungan. Kami mau punya masalah apa pun, kami mesti ingat pernah sama-sama. Itu yang tidak bisa dibayar dan digantikan,” tutur Fadly.

Kini Fadly, Piyu, Yoyo, Ari, dan Rindra kembali dengan semangat baru. Mereka belajar dari pengalaman serta memegang komitmen yang sama. ”Komitmen masing-masing ke Padi, untuk sebuah nama Padi, itu besar banget. Kami mencintai dan menjaga Padi besar. Bagaimanap­un, kami kuat lewat Padi,” tandas pemilik nama lengkap Andi Fadly Arifuddin tersebut.

Kembali dengan format reuni juga dilakukan Kangen Band. Sebelumnya, nama band yang kental dengan corak pop Melayu itu meredup karena isu perpecahan dan hengkangny­a Andhika Mahesa, sang vokalis, pada 2011. Sejak Oktober tahun lalu, Andhika, Dodhy, Tama, Bebe, dan Izzy sepakat untuk manggung bareng lagi.

Dodhy, gitaris Kangen Band, menuturkan bahwa alasan utama mereka berkumpul lagi adalah karena merasa masih ada potensi.

”Awalnya tidak yakin juga ketika diajak kumpul lagi waktu saya ditelepon. Aku tanya, gimana Andhika? Karena saya dan Andhika saja yang selama ini bermasalah,” katanya. ”Kalau kami klik, jadi,” sambung pria bernama lengkap Dodhy Hardianto itu.

Synchroniz­e Fest tahun lalu menjadi panggung pertama Kangen Band untuk beraksi dengan formasi seperti saat dibentuk pada 2005.

Dalam wawancara secara terpisah, Andhika mengakui bahwa dulu problem internal Kangen Band terjadi karena ego personelny­a. ”Pikirannya masih kekanak-kanakan, egonya kuat banget,” tuturnya.

Dia menyadari, Kangen Band tidak bisa ngehit seperti dulu dengan anggota-anggota yang baru. ”Karena bukan personel yang asli, yang sedarah gitu,” ujar Andhika.

Berpisah dan tidak manggung bersama selama sembilan tahun justru membuat personel band yang melejit lewat lagu Tentang

Bintang dan Selingkuh mengalami pendewasaa­n kepribadia­n. Andhika juga menyebut kekeluarga­an antar mereka semakin erat. Kini mereka siap untuk bangkit.

 ?? IMAM HUSEIN/JAWA POS ??
IMAM HUSEIN/JAWA POS
 ?? MIFTAHULHA­YAT/JAWA POS ?? JOY FLIGHT: Konser Padi Reborn di pesawat Boeing B737-400 TNI-AU yang terbang di atas wilayah Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, 6 April 2019.
MIFTAHULHA­YAT/JAWA POS JOY FLIGHT: Konser Padi Reborn di pesawat Boeing B737-400 TNI-AU yang terbang di atas wilayah Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, 6 April 2019.
 ?? MIFTAHULHA­YAT/JAWA POS ?? LAHIR KEMBALI: Personel Padi Reborn, dari kiri, Ari, Yoyo, Piyu, Fadly, dan Rindra.
MIFTAHULHA­YAT/JAWA POS LAHIR KEMBALI: Personel Padi Reborn, dari kiri, Ari, Yoyo, Piyu, Fadly, dan Rindra.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia