Jawa Pos

Naila Selamat dalam Dekapan sang Kakek

Kaki Haji Sabar nyaris harus diamputasi sebelum dievakuasi. Dia kehilangan tiga anak dan dua cucu yang tidur di kamar yang sama dengannya.

- ILHAM WASI, Mamuju, Jawa Pos

SABAR menunjuk kaki kanannya. ”Ini lukanya,” katanya. Tampak ada luka gores yang memerah di sana.

Luka itu adalah gambaran kelegaan sekaligus kedukaan Sabar dalam kaitan dengan gempa yang mengguncan­g Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat dini hari pekan lalu (15/1)

Lega luar biasa karena dia lolos dari maut setelah tertimbun reruntuhan rumah selama 12 jam. Tapi, juga duka tak terkira karena dia kehilangan tiga anak dan dua cucu dalam musibah tersebut.

Padahal, pada Kamis malam sebelum gempa itu, pengusaha yang biasa disapa Haji Sabar tersebut bahagia sekali. Anakanak dan cucu-cucunya datang berkunjung dan menginap di rumah megah empat lantai di salah satu sudut Mamuju itu.

Dan, seperti biasa, tiap kali menginap, mereka memilih tidur beramai-ramai di kamar jembar yang biasa ditempati Sabar. Ada Ririn, Suarti, dan Dian –ketiganya anak Sabar. Juga, cucu-cucu pemilik kelompok bisnis Usaha Rappang itu: Nabila, Keisa, dan Naila.

Haji Cammono, saudara Sabar, juga menginap malam itu. Tapi, di ruangan berbeda.

”Anak-anakku memang kalau datang pasti di kamar itu. Kan luas, ada AC juga. Mereka suka karena dingin,” kenang Sabar kepada Fajar yang menemuinya kemarin sore (17/1).

Malam yang menggembir­akan itu pun berlalu. Mereka bertujuh tertidur lelap di ruangan 10 x 10 meter tersebut. Dengan Naila tidur dalam dekapan sang kakek.

Tiba-tiba gempa itu datang. Seketika rumah berlantai empat tersebut ambruk. Sabar dan Naila selamat. Tapi, mereka tertimbun reruntuhan. Sabar mengaku sudah pasrah ketika itu.

Sampai kemarin, diduga masih ada korban tertimbun reruntuhan yang belum ditemukan. Termasuk di RSUD Provinsi Sulawesi Barat. Hingga pukul 14.00 WIB kemarin, Pusdalops Badan Nasional Penanggula­ngan Bencana (BNPB) melaporkan, 73 orang telah ditemukan meninggal akibat gempa M6,2 yang melanda Mamuju dan Majene. Dari jumlah tersebut, 64 orang di Mamuju dan 9 lainnya di Majene.

Lama sekali Sabar berada di balik puing-puing rumahnya. Mulai pukul 02.28 sampai sekitar pukul 14.00. Hampir dua belas jam. Tak bisa bergerak, sambil terus berusaha menenangka­n Naila yang ada dalam dekapannya.

Sampai pada titik itu, dia tak tahu bagaimana nasib cucucucuny­a yang lain, juga anakanakny­a. Upayanya, dengan suara lemah, memanggil namanama mereka, tak berjawab.

Di tengah kepasrahan itu, harapan datang. Tim penyelamat menyusuri reruntuhan rumahnya dan mereka mengetahui Sabar masih selamat.

Masalahnya, kaki Sabar terjepit reruntuhan. Tim penyelamat kesulitan untuk mengevakua­si. Hanya ada celah sedikit.

Sabar pun meminta bor, berupaya melepaskan kaki kanannya yang terjepit puing. Kakinya lolos. Tim penyelamat lalu menggali reruntuhan agar ada celah untuk mengevakua­si.

”Saat mau dievakuasi, ada yang menyaranka­n kaki ayah diamputasi karena posisinya sulit. Tapi, ayah menolak,” kata Iin Syarif, putri Sabar lainnya.

Sabar dan Naila akhirnya berhasil diselamatk­an. Begitu juga Cammono yang ada di ruangan sebelah.

Tapi, persis pada titik kelegaan itu pula, kedukaan menyeruak. Sabar diberi tahu bahwa Ririn, Suarti, Dian, Nabila, dan Keisa meninggal.

”Lima orang yang meninggal, anak-anak dan cucu-cucuku. Perempuan semua,” katanya dengan suara menahan isak.

Padahal, baru setahun lalu dia juga ditinggal istri tercinta, Hj Rugayah, yang berpulang karena kecelakaan. Sempat beredar kabar bahwa Sabar kehilangan delapan anggota keluarga akibat tertimbun reruntuhan. Tapi, Iin membantah. ”Tolong diluruskan, yang meninggal lima, tiga saudara saya dan dua kemenakan saya,” katanya.

Sabar masih menjalani perawatan akibat lukanya sampai kemarin. Duka mendalam tentu masih menggelayu­t, tapi dia tetap berusaha bangkit.

Meski tentu tak mudah. Luka di kaki kanan itu terus menjadi pengingat akan musibah yang merenggut orang-orang terkasihny­a.

 ?? IDHAM AMA/FAJAR ?? TINGGAL PUING: Reruntuhan rumah Haji Sabar di Mamuju kemarin.
IDHAM AMA/FAJAR TINGGAL PUING: Reruntuhan rumah Haji Sabar di Mamuju kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia