Prioritaskan Vaksinasi 186.900 Nakes di Jatim
PROGRAM vaksinasi Covid-19 di Jawa Timur (Jatim) secara resmi dimulai pada Kamis (14/1) dan dilaksanakan di Gedung Negara Grahadi Surabaya. Sebanyak 21 pejabat dan stakeholder mengikuti pelaksanaan tahap pertama dengan disuntik vaksin Sinovac. Salah satunya Direktur Utama RSUD dr Soetomo dr Joni Wahyuhadi SpBS.
Dr Joni menyatakan, vaksinasi itu sudah disiapkan secara matang dan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan (nakes). Berdasar data Dinas Kesehatan Jatim, untuk tahap pertama, ada 77.760 vaksin yang didistribusikan ke Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.
Pemerintah juga mengawasi ketersediaan vaksin melalui aplikasi setiap hari. Namun, banyak tenaga kesehatan yang belum melakukan verifikasi hingga kini.
”Nakes yang belum registrasi ulang diharapkan segera melakukannya sesuai anjuran Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Kemenkes telah menyediakan layanan registrasi bagi penerima vaksinasi Covid-19 melalui chatbot WhatsApp (WA). Layanan itu bertujuan untuk mempermudah penerima vaksinasi Covid-19 melakukan registrasi di mana pun,” ucap dr Joni.
Sementara ini, nakes bisa memverifikasi melalui aplikasi yang sudah ada. Setelah terverifikasi, nakes dapat mendaftarkan diri untuk membuat janji di fasilitas kesehatan sekitar. Lalu, mereka akan mendapatkan konfirmasi terkait waktu dan tempat pelaksanaan vaksin. Jika nakes tidak terdaftar, proses registrasi juga dapat dilakukan melalui chatbot.
Para nakes dapat mengecek nama mereka di situs pedulilindungi.id. Apabila belum terdaftar, mereka diminta segera mengajukan program vaksinasi dengan mengirimkan data diri ke email vaksin@pedulilindungi. id. Mengingat pentingnya program vaksinasi, pemerintah berharap masyarakat mendukung dan berpartisipasi aktif mengikuti setiap tahapan pelaksanaannya.
Tingginya angka kasus positif virus korona di Jatim harus diredakan bersamasama. Salah satunya dengan vaksinasi. Vaksin Sinovac dinilai aman karena sudah mendapat izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari BPOM. Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga turut menguji vaksin itu sehingga sudah dipastikan kehalalannya.
’’Itu merupakan bukti bahwa vaksin ini serius dan aman. Dari sisi penelitian sudah clinical trial fase 3. Aman itu di fase 2, lalu fase 3 untuk efektivitasnya. Jika sudah terlampaui fase 3, barulah sampai di post market clinical evaluation,” ujar dr Joni.
Pemakaian vaksin Sinovac disebut dr Joni bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh, baik spesifik maupun bersifat umum. Virus yang masuk tubuh bisa ditangkap kekebalan tubuh, lalu virus akan dimatikan. Vaksin tersebut bersifat antigenisitas. Artinya, bisa mengenali benda asing yang masuk dalam tubuh dan tingkat efektivitasnya 99 persen.
Tingkat efikasi vaksin Sinovac mencapai 65,3 persen. Itu sesuai standar WHO yang menyebutkan bahwa minimal efikasi vaksin 50 persen. Frekuensi efek samping derajat berat seperti sakit kepala, diare, hingga gangguan di kulit dilaporkan sekitar 0,1 hingga 1 persen.
”Setelah divaksin, efek yang saya rasa hanya sedikit meriang. Alhamdulillah, berarti vaksinnya sedang bereaksi di dalam tubuh saya. Kemudian, saya pakai tidur sekitar satu jam. Selanjutnya, saya merasa segar dan bisa beraktivitas seperti semula,” ungkapnya.
Pihaknya berharap masyarakat mendukung upaya pemerintah melakukan vaksinasi secara bertahap agar pandemi segera mereda. Juga tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan 3M.
’’Mari bersatu padu terapkan 3M dan menyingkirkan pandemi Covid-19 bersama. Vaksin ini juga untuk meningkatkan kekebalan diri yang bisa melindungi diri sendiri, keluarga, dan orang sekitar,” kata dr Joni.
Sasaran pertama vaksinasi adalah 186.900 nakes di Jatim. Yang sudah registrasi baru 16.613. Yang sudah divaksin baru 740 atau setara 4,45 persen nakes yang sudah divaksin per 15 Januari 2021. Nakes harus dibuat kebal karena dia yang menangani, dia di garda terdepan melayani masyarakat.”
Dr JONI WAHYUHADI SpBS Direktur Utama RSUD dr Soetomo