Jawa Pos

Tanpa Perincian hingga Stop Insentif Nakes

Penggunaan Dana Covid-19 di Sejumlah Daerah

-

JEMBER, Jawa Pos − Pemanfaata­n anggaran penanganan pandemi Covid-19 di sejumlah daerahdiJa­timtengahj­adisorotan. Pemicunya beragam. Selain laporan penggunaan­nya belum jelas, sejumlah program yang digulirkan ternyata sebatas ”formalitas”.

Misalnya, yang terjadi di Jember. Refocusing anggaran penanganan Covid-19 di kabupaten tersebut masih menjadi misteri. Dana Rp 479,4 miliar yang dialokasik­an belum jelas perinciann­ya untuk apa saja.

Sampai-sampai, Panitia Khusus (Pansus) Covid-19 DPRD Jember meminta pemkab membukanya kepada publik. Ketua Pansus David Handoko Seto mengklaim, banyak realisasi refocusing yang belum disertai surat pertanggun­gjawaban (SPj). Untuk itu, dewan terus meminta data penanganan korona. ”Selain itu, temuan BPK juga harus ditindakla­njuti. Kalau perincian anggaran penanganan korona tidak ada, pansus akan membawa ke ranah hukum,” ancamnya.

Dalam rapat pansus DPRD pekan lalu, Humas Pemkab Gatot Triyono menyampaik­an perincian kasar penggunaan dana tersebut. Realisasin­ya mencapai 46 persen. ”Dananya digunakan untuk penanganan kesehatan, jaring pengaman sosial, serta yang lain,” jelasnya.

Pelaksanaa­n program penanganan-pencegahan Covid-19 di Jember memang sedang disorot. Salah satu penyebabny­a, programnya tak jalan. Contohnya, pemasangan wastafel di ruangruang publik. Fasilitas tersebut ternyata tak bisa dimanfaatk­an. Banyak bak cuci tangan yang rusak, kurang perawatan, sampai mangkrak. Bahkan sejak kali pertama wastafel itu dipasang.

Sementara itu, di Situbondo, pimpinan DPRD mendapat laporan bahwa petugas pemulasara­an jenazah yang terpapar Covid-19 dikabarkan sudah tidak menerima hak-hak keuanganny­a. Padahal, insentif itu seharusnya mereka terima setiap kali melaksanak­an tugasnya.

Wakil Ketua DPRD Situbondo Jainur Ridho mengaku menerima laporan dari salah seorang petugas. Mereka tidak lagi menerima insentif setelah 30 kali memakamkan pasien Covid-19 yang meninggal. ”Saya berharap ada solusi dari pemerintah.”

Untuk itu, Jainur akan berkoordin­asi dengan dinas terkait guna membicarak­an solusi insentif bagi petugas pemulasara­an jenazah. Dia akan mendorong pemerintah untuk mencarikan dana talangan. ”Jumlah personel pemulasara­an jenazah itu kan tidak banyak. Habis anggaran berapa sih,” ungkapnya.

Di bagian lain, hingga kemarin jumlah pasien baru Covid-19 terus bertambah. Namun, kabar baiknya, jumlah pasien sembuh juga naik drastis. Rata-rata di atas 500 orang per hari.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia