Proyek Rumah Sakit Tetap Dilelang Dini
Dianggap Kebutuhan Mendesak dan Prioritas
SURABAYA, Jawa Pos − Macetnya sistem informasi pembangunan daerah (SIPD) berdampak pada keuangan daerah. Termasuk untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur. Dewan memberikan dukungan agar proyek rumah sakit tetap disegerakan karena dinilai mendesak.
Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Baktiono menilai, saat ini kebutuhan rumah sakit menjadi prioritas. Sebab, hampir semua fasilitas kesehatan di Surabaya penuh. ”Fasilitas kesehatan itu kebutuhan dasar masyarakat. Apalagi di masa pandemi seperti ini. Banyak orang yang membutuhkan rumah sakit,” ujarnya kemarin (17/1).
Baktiono mengatakan, saat ini yang bisa dianggarkan adalah program wajib dan mendesak. Nah, rumah sakit dianggap kebutuhan yang mendesak. Karena butuh waktu untuk proses pembangunan, beberapa proyek yang sudah dianggarkan tahun ini harus disegerakan.
Tahun ini ada tiga rumah sakit yang akan dikerjakan dinas perumahan rakyat kawasan permukiman cipta karya dan tata ruang (DPRKP CKTR). Yakni, proyek lanjutan pembangunan gedung tiga lantai RSUD dr M. Soewandhie, pembangunan fasilitas kedokteran nuklir RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) senilai Rp 120 miliar, dan pembangunan rumah sakit di Gunung Anyar dengan anggaran Rp 150 miliar.
”Tiga proyek itu tetap jalan,” ujar Kepala Bidang Bangunan Gedung DPRKP CKTR Iman
Krestian Maharhandono. Dia menjelaskan, proses lelang untuk proyek lanjutan RSUD dr M. Soewandhie sudah berjalan. Saat ini pemkot tinggal menunggu pemenang lelang untuk manajemen konstruksi. ’’Diperkirakan awal bulan depan sudah ada penetapan pemenang lelang,” katanya.
Untuk RSUD BDH dan rumah sakit Gunung Anyar, Iman mengaku proses lelang belum dilakukan. Saat ini pihaknya masih mempersiapkan tendernya. Sesuai rencana awal, dua proyek tersebut akan dikerjakan dalam dua tahun anggaran. ”Konstruksi utama nanti melalui anggaran multiyear,” terangnya.
Iman menilai, dua rumah sakit tersebut tidak memungkinkan untukdikerjakansatutahunanggaran. Sebab, pekerjaannya termasukskalabesardankompleks. ”Jadi, harus multiyear. Itu nanti dibahasbersamadewandanwali kota yang baru,” paparnya.
Iman memastikan proyek rumah sakit tidak terdampak sistem keuangan yang saat ini belum stabil. Kendala yang ditemui lebih banyak pada persoalan teknis. Baik proses persiapan maupun lelangnya. ”Jadi, dampaknya (SIPD macet, Red) tidak ke sana. Lebih pada teknis saja,” jelasnya.
Meski terkendala SIPD, Plt Wali Kota Surabaya Whisnu
Sakti Buana optimistis proyek prioritas segera berjalan. Pihaknya akan terus berkomunikasi dengan pemerintah pusat untuk memastikan pembangunan tetap berjalan. Sembari itu, perencanaan dilakukan. Misalnya, merancang lelang dan menghitung kebutuhan teknis lain. ”Sehingga bisa langsung berjalan,” ujarnya.