Jawa Pos

Liburan, Warga Abai Protokol Kesehatan

Petugas Gabungan Kucing-kucingan dengan Pengunjung

-

SURABAYA, Jawa Pos – Momen akhir pekan menjadi waktu yang tepat untuk berlibur. Misalnya, yang terlihat di Pantai Watu-Watu, Bulak, kemarin (17/1). Area bebatuan yang menjadi tempat berteduh pengunjung tampak ramai. Namun, banyak wisatawan yang tidak mengindahk­an protokol kesehatan. Mulai berkerumun, tidak menjaga jarak, hingga tidak memakai masker. Padahal, saat ini pemberlaku­an pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) masih berlangsun­g.

Berdasar pengamatan, umumnya pengunjung didominasi keluarga. Orang tua membawa turut serta anaknya untuk menikmati deburan ombak dan embusan angin pantai. ”Memang sudah biasa seperti ini. Ramai pada akhir pekan,” kata Fathul, salah seorang warga.

Warga Cumpat, Bulak, itu mengungkap­kan bahwa petugas gabungan beberapa kali menertibka­n pengunjung. Namun, mereka seakan-akan kucingkuci­ngan dengan pengunjung. ”Setelah dibubarkan, mereka balik lagi,” ucapnya.

Fathul kerap memergoki warga yang tidak menaati prokes. Namun, apa daya, dia lebih memilih diam dan tidak menghirauk­an. ”Seharusnya memang pemkot sendiri yang bergerak. Tindakan tegas harus dilayangka­n,” tuturnya.

Apalagi, tempat tersebut merupakan area umum yang dikunjungi­banyakwarg­a.Jadi,potensi terpapar Covid-19 bisa besar.

Sementara itu, pengawasan pelaksanaa­n protokol kesehatan (prokes) juga dilakukan Kecamatan Rungkut. Pada Sabtu malam (16/1), Forpincam (Forum Pimpinan Kecamatan) Rungkut menyambang­i sembilan warung kopi yang tersebar di Kelurahan Medokan Ayu, Wonorejo, Penjaringa­n Sari, dan Kalirungku­t. Dalam operasi tersebut, petugas menemukan 23 pelanggar.

”Selain menyita KTP mereka selama 14 hari, kami berikan bukti surat tilang kepada setiap pelanggar serta menerapkan denda Rp 150 ribu per orang,” jelas Kapolsek Rungkut Kompol Hendry Ibnu Indarto. Denda itu disetorkan ke kas daerah melalui Bank Jatim.

Hendry menyatakan, operasi tersebut merupakan bagian untuk meningkatk­an kesadaran masyarakat yang mulai kendur. ”Ini juga bagian tak terpisahka­n dari pemberlaku­an pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Jadi, ini berjalan simultan dan saling melengkapi,” paparnya.

Banyak sekali alasan yang dibuat pelanggar. Mulai tidak nyaman saat memakai masker, lupa menjaga jarak, hingga tidak ingat saat membawa masker. ”Sebenarnya kondisi itu juga terjadi di pemilik usaha warkop. Mereka tidak menerapkan jaga jarak antarkursi. Jadi, kami juga ingatkan ke mereka,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Kelurahan Siaga Bencana Medokan Ayu Mikhael Markus menyebutka­n bahwa empat di antara sembilan titik operasi yang disasar pemkot berada di Medokan Ayu. ”Kami melihat, dari hari ke hari, kasus terus ada. Karena itu, upaya edukasi perlu dilakukan terus-menerus. Terutama menyasar warkop yang memiliki layanan wifi gratis. Banyak anak muda yang nongkrong berlama-lama tanpa pakai masker dan tidak jaga jarak pula,” ungkapnya.

Penyisiran, lanjut dia, harus terus diperluas. Tujuannya adalah menyadarka­n masyarakat secara menyeluruh. Sebab, hanya dengan gotong royong, pandemi ini bisa ditangani. ”Harus mulai dari sendiri dulu,” tandasnya.

 ?? GALIH ADI/JAWA POS ?? MASIH LALAI: Petugas satpol PP mendata dan memberikan sanksi denda kepada pelanggar yang terjaring operasi di checkpoint MERR Gunung Anyar kemarin.
GALIH ADI/JAWA POS MASIH LALAI: Petugas satpol PP mendata dan memberikan sanksi denda kepada pelanggar yang terjaring operasi di checkpoint MERR Gunung Anyar kemarin.
 ?? DIMAS MAULANA/JAWA POS ?? ABAIKAN PROKES: Warga menghabisk­an waktu di Pantai Watu-Watu, Bulak, dengan tidak menjaga jarak dan tidak memakai masker kemarin.
DIMAS MAULANA/JAWA POS ABAIKAN PROKES: Warga menghabisk­an waktu di Pantai Watu-Watu, Bulak, dengan tidak menjaga jarak dan tidak memakai masker kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia