Adu Ketangkasan di Sirkuit Slalom
SURABAYA, Jawa Pos – Para penghobi balap mobil menghabiskan akhir pekan dengan memacu adrenalin di atas lintasan di area Parkir Timur Plaza Surabaya kemarin (17/1). Bukan hanya yang senior, tetapi juga anakanak muda dengan rentang usia 15–20 tahun. Mereka menjajal slalom, salah satu kategori balap serta adu kecepatan dan ketangkasan melewati lintasan yang dibuat dengan cone.
Penggagas ZeroTrip Racing School (ZRS) Binar Syuro menjelaskan, ajang tersebut sekaligus kelas perdana bagi para penghobi slalom untuk belajar secara lebih serius. Akademi balap itu berawal dari perkumpulan bernama Jatim Slalom Community (JSC). ”Sudah lama pengin dibikin untuk membentuk atlet yang punya attitude pembalap. Bukan yang sekadar kencang buat ugal-ugalan di jalan. Melainkan, pembalap profesional yang bisa diandalkan di arena,” jelasnya.
Binar menyatakan, pembibitan atletatlet slalom yang unggul sangat diperlukan. Sebab, dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024, Slalom bakal menjadi cabang olahraga (cabor) baru di kategori U-23. ”Ini tergolong olahraga roda empat paling murah, tapi tetap butuh izin dan dukungan orang tua buat yang masih muda. Yang arahnya serius untuk menjadi atlet nanti tentu dilatih secara khusus. Mulai skill hingga psikis,” ungkapnya.
Ana Febriana, salah seorang instruktur sekaligus atlet slalom nasional, mengatakan hal serupa. Dia menilai slalom merupakan olahraga low-budget karena tidak perlu latihan dengan mobil balap khusus. ”Belajar pakai mobil standar juga bisa. Slalom ini bisa dibilang basic olahraga otomotif roda empat. Tak hanya mengandalkan kecepatan, tapi juga ketangkasan mengendalikan mobil untuk melewati rintangan. Dibutuhkan strategi untuk bisa mencatatkan waktu tercepat tanpa harus bawa mobil terlalu cepat atau kencang,” tuturnya.
Sementara itu, Alief Ramadana, remaja 16 tahun yang ikut menyalurkan hobi slalom, mendapat banyak pelajaran. ”Saya belajar mengontrol mobil saat tiba-tiba terjadi kesalahan. Jadi, saya tahu antisipasinya bagaimana,” ucapnya.