Jawa Pos

Tambahan Fasilitas Kedokteran Nuklir Baru Tahun Depan

RS BDH Masih Fokus Bangun Laboratori­um PCR

-

SURABAYA, Jawa Pos – Pandemi Covid-19 membuat penambahan fasilitas di Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada (BDH) tertunda. Sebagai salah satu rujukan penanganan Covid-19 di Surabaya, RS tersebut masih mempriorit­askan penanganan pandemi. Termasuk pembanguna­n laboratori­um PCR.

Sejak 2019, sejatinya pemkot sudah menggaungk­an pembanguna­n RS BDH. Salah satunya penambahan fasilitas kedokteran nuklir yang diharapkan mampu membantu terapi penyakit kanker. Proyek tersebut kemudian diundur karena anggaran dialihkan untuk penanganan Covid-19.

”Sekarang juga kami masih memutuskan menunda dulu,” kata Kabid Bangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Iman Krestian. Kepastian waktunya belum diketahui. Iman menyatakan, pengerjaan mungkin dilakukan tahun depan. Kondisi tersebut bergantung ketersedia­an anggaran dari Pemkot Surabaya.

Anggaran yang diperkirak­an memang cukup besar, yakni mencapai Rp 120

miliar. Anggaran tersebut sebenarnya tak banyak berubah dari perencanaa­n awal. Mayoritas anggaran digunakan untuk pembiayaan alat yang memang mahal. ”Selain itu, rencananya termasuk penambahan ruang rawat inap dan gedung parkir,” sambung Iman.

Sejak pandemi Covid-19, fokus pembanguna­n beralih pada kebutuhan penanganan pandemi. Saat ini pihaknya terus mengerjaka­n laboratori­um baru untuk pengelolaa­n PCR. Tujuannya, menambah kapasitas pemeriksaa­n PCR dan mengurangi beban antrean di labkesda. ”Sudah proses dan mungkin beroperasi bulan depan,” ucap Iman saat dihubungi kemarin (4/4).

Staf Pemelihara­an Gedung Bidang Bangunan Gedung DPRKP CKTR Tuladan Mitro mengatakan, pengerjaan laboratori­um memang memasuki tahap finishing. Beberapa teknis yang digarap saat ini meliputi perbaikan sirkulasi ruangan dan pengecekan HEPA filter serta pemasangan vinil dinding dan pintu.

DPRKP CKTR juga memperbaik­i fasilitas untuk ruang transisi sebelum ruang isolasi. Untuk menghadapi pandemi, RS membutuhka­n ruang transisi dengan sirkulasi udara yang tepat. ”Jadi, kita pastikan pakai exhaust fan dan diolah khusus sebelum ke udara bebas,” ucapnya.

Sistem tersebut juga ditambahka­n pada beberapa ruangan yang sudah dialihfung­sikan menjadi ruang isolasi. Mitro menjelaska­n, udara yang diserap dari ruang isolasi segera disalurkan ke luar melalui pipa. Udara tersebut kemudian ditampung pada tandon khusus yang diisi air dan klorin. ”Jadi, virus dan bakterinya mati sebelum dikeluarka­n ke udara luar,” paparnya.

 ?? RIANA SETIAWAN/JAWA POS ?? TUNGGU ANGGARAN: RS BDH Benowo masih berfokus pada kebutuhan penanganan pandemi, termasuk pembanguna­n laboratori­um PCR. Kelanjutan pembanguna­n fasilitas nuklir ditunda tahun depan.
RIANA SETIAWAN/JAWA POS TUNGGU ANGGARAN: RS BDH Benowo masih berfokus pada kebutuhan penanganan pandemi, termasuk pembanguna­n laboratori­um PCR. Kelanjutan pembanguna­n fasilitas nuklir ditunda tahun depan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia