Mahasiswa Ubaya Sabet Juara I Lomba Debat
SURABAYA, Jawa Pos - Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) kembali menorehkan prestasi. Mereka menyabet juara I tingkat nasional di ajang Youth Economics Competition (YEC) 3.0 2021 Kategori Lomba Debat. Tim yang beranggota Winnie Himawati dari fakultas bisnis dan ekonomika, Nathaniel dari fakultas hukum, serta Golden Wijaya dari fakultas teknik menyisihkan 31 tim dari 27 perguruan tinggi se-Indonesia.
Kompetisi bertema Reformasi Ekonomi Digital pada New Era Covid-19 itu digelar secara daring oleh Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Tim terbentuk dari UKM Universitas Surabaya Debating Society (USDS). ”Kami bersyukur sekali bisa kembali juara I,” kata Winnie.
Dia menyebutkan, babak eliminasi terdiri atas octofinal, quarterfinal, semifinal, dan final. Pemilihan tim terbaik ditentukan berdasar dengan victory point dan skor paling tinggi. ”Kompetisi debat ini menggunakan bahasa Indonesia dengan Asian Parliamentary Debate System,” ujarnya.
Winnie menjelaskan, setiap babak dalam kompetisi terdapat topik yang berbeda-beda. Mulai membahas gaya hidup, gerakan sosial, ekonomi, relasi internasional, kesehatan, PBB, hingga filosofi. Pada babak final, tim Ubaya mendapatkan topik atau mosi tentang Dewan Ini Lebih Memilih Dunia di Mana Umur Manusia secara Natural Berakhir pada 50 Tahun.
”Tantangannya kadang ketika mendapatkan topik yang tidak dipahami. Kadang, terdapat perbedaan pendapat ketika case building,” tuturnya.
Winnie mengaku persiapan kompetisi tersebut dilakukan sejak kali pertama tim bergabung dalam USDS pada 2019. Latihan dilakukan rutin setiap minggu dengan bedah mosi dan berlatih dengan anggota tim lainnya. Setiap orang juga latihan secara mandiri dengan menyusun kembali argumen yang tepat berdasar feedback dari pelatih.
”Kunci utama debater harus selalu update terhadap berita baru yang berkaitan dengan perkembangan kondisi dunia saat ini,” ucapnya.
Banyak hal yang didapat Winnie dan tim ketika mengikuti kompetisi debat untuk masa depannya. Yakni, meningkatkan kemampuan public speaking, critical thinking, time management, dan team work. Selain itu, melatih kedewasaan dan tidak egois pada sesama ketika dihadapkan pada sebuah persoalan.
”Berbagai perspektif baru bisa dipelajari ketika terjun dalam bidang debat. Hal itu membuat kita menjadi seseorang yang lebih open-minded dan melihat dari berbagai perspektif yang berbeda,” ujarnya.