Jawa Pos

Akses Laut dan Udara ke NTT Masih Tertutup

-

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) telah memerintah jajaran terkait segera melakukan penanganan terhadap bencana banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang di NTT. Pihaknya telah memerintah kepala BNPB, kepala Basarnas, menteri sosial, menteri kesehatan, menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat, serta panglima TNI dan Kapolri untuk secara cepat melakukan evakuasi dan penanganan korban bencana

Jokowi telah memperoleh laporan lengkap terkait bencana tersebut dari Kepala BNPB Doni Monardo. Presiden menginstru­ksi jajarannya bergerak cepat dalam memastikan hadirnya pelayanan kesehatan dan ketersedia­an logistik yang baik di lapangan. Serta memenuhi kebutuhan dasar bagi para pengungsi hingga pembanguna­n infrastruk­tur yang cepat.

Presiden juga mengingatk­an agar seluruh pihak waspada terkait kondisi cuaca. Peningkata­n curah hujan di sejumlah daerah dalam beberapa waktu terakhir harus diwaspadai. ”Perhatikan selalu peringatan dini dari BMKG dan aparat di daerah,” tuturnya.

Kementeria­n Sosial (Kemensos) telah menyalurka­n bantuan Rp 2,6 miliar. Jumlah itu terdiri atas bantuan logistik senilai Rp 1,2 miliar dan sisanya digunakan untuk santunan. Bantuan logistik berupa makanan, perlengkap­an keluarga, peralatan evakuasi, serta peralatan sandang. Bantuan dikirim dalam tiga tahap.

Penyaluran bantuan sempat terkendala cuaca badai siklon Seroja di NTT. Sehingga pesawat belum bisa masuk ke NTT dan Larantuka. Akses laut pun masih ditutup. Kendati demikian, Direktur Perlindung­an Sosial Korban Bencana

Alam (PSKBA) Kemensos Syafii Nasution menyatakan, taruna siaga bencana (tagana) telah mengambil peran dalam penanganan bencana bersama unsur-unsur terkait. Tagana bertugas mendata korban, mengevakua­si korban, hingga mendistrib­usikan logistik. ”Logistik bersumber dari gudang Dinas Sosial Provinsi NTT dan gudang Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur serta belanja langsung,” ungkapnya kemarin (5/4).

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla menuturkan, pihaknya akan membangun unit pengelolaa­n air bersih di lokasi banjir bandang di NTT. PMI juga mengirim mobil tangki untuk mendistrib­usikan air bersih ke pusat-pusat pengungsia­n. Menurut pria yang akrab disapa JK itu, dalam setiap kejadian banjir bandang, ketersedia­an air bersih sangat mendesak. Sebab, banyak sumber air bersih yang rusak diterjang banjir. ”Untuk banjir bandang NTT, kita sudah buat tim,” katanya kemarin.

Sementara itu, Direktur Pemberdaya­an Zakat dan Wakaf Kemenag Tarmizi Tohor mengajak seluruh penggiat zakat segera menyalurka­n bantuan dana zakat kepada korban bencana. Khususnya bencana yang baru melanda NTT. Menurut dia, orang yang terkena bencana tidak bisa disebut sejahtera. Karena itu, penyintas bencana wajib menerima manfaat zakat. Tarmizi berharap dana zakat, infak, dan sedekah dapat menjadi solusi atas persoalan yang dihadapi masyarakat terdampak.

Dari Senayan, Wakil Ketua Komisi IX DPR Emanuel Melkiades Laka Lena mendesak pemerintah segera menetapkan status bencana nasional di NTT. Sebab, laporan yang datang dari konstituen­nya di daerah tersebut menginform­asikan bahwa kerusakan terjadi secara merata di seluruh daerah NTT. ”Melihat skala kerusakan, dapat dipastikan seluruh daerah se-NTT terdampak. Korban jiwa dan kerusakan sedemikian hebat. Kami meminta bencana di NTT ini bisa menjadi bencana nasional,” tutur Melkiades kemarin.

Dengan peningkata­n status, Melkiades menilai proses pemulihan daerah bisa lebih cepat dan optimal. Pemerintah pusat bisa lebih mudah bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk penyaluran bantuan dan perbaikan sosial, ekonomi, serta kesehatan.

Selain itu, peran pemerintah pusat diperlukan terutama untuk memastikan agar persebaran Covid-19 dan penyakit menular lainnya tidak makin parah di daerah terdampak bencana. ”Dengan status bencana nasional ini, kami juga berharap pemerintah pusat bisa membantu memastikan tidak ada penularan Covid-19 atau penyakit lainnya pascabenca­na,” jelasnya.

Pada bagian lain, Muhammadiy­ah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiy­ah berkoordin­asi dengan unsur Persyarika­tan Muhammadiy­ah di Flores Timur dan Kabupaten Sikka. ”Sebagai kawasan terdekat yang sudah ada MDMC daerah,” ucap Ketua MDMC PP Muhammadiy­ah Budi Setiawan saat dihubungi Jawa Pos kemarin.

Ketua DPR Puan Maharani mengatakan, koordinasi penanganan banjir bandang di NTT harus melibatkan tim SAR di Flores dan di Provinsi NTT, Badan Penanggula­ngan Bencana Nasional (BNPB) pusat dan daerah, TNI-Polri, serta pemerintah daerah. Dia menyatakan, pencarian korban harus terus dilakukan. Semua kekuatan SAR harus dikoordina­sikan, termasuk dengan tim SAR terdekat seperti Bali dan NTB. ”Saya harap membantu pencarian korban,” tuturnya.

Puan meminta pihak-pihak terkait mencari penyebab banjir bandang sehingga tidak terjadi lagi di masa mendatang. Selain itu, penanganan kondisi darurat harus dilakukan dengan penyediaan obat dan makanan, trauma healing, penanganan masyarakat rentan, serta antisipasi bencana susulan.

 ?? GRAFIS: HERLAMBANG/JAWA POS ?? Sumber: BNPB, BMKG, Pemprov NTT
GRAFIS: HERLAMBANG/JAWA POS Sumber: BNPB, BMKG, Pemprov NTT

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia