Pasien Covid-19 Aktif Tinggal 1,45 Persen
Pantau Dugaan KIPI di Sejumlah Daerah
SURABAYA, Jawa Pos – Situasi pandemi Covid-19 di wilayah Jawa Timur (Jatim) terus menunjukkan tren melegakan. Jumlah kasus aktif makin menyusut. Selain itu, program vaksinasi masih bergulir.
Hingga kemarin (5/4), cakupan vaksinasi di provinsi ini sudah lebih dari 40 persen dari seluruh sasaran penerima. Hanya, yang tengah menjadi atensi adalah temuan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) di sejumlah daerah.
Berdasar data Satgas Covid-19 Jatim, cakupan vaksinasi di Jatim sudah mencapai 43,56 persen. Angka tersebut merupakan kumulatif dari persentase penerima vaksin tenaga kesehatan, pelayan masyarakat, dan lansia. Di sejumlah daerah, cakupan vaksinasi juga sangat tinggi. Di atas 100 persen. Di antaranya, Kota Mojokerto (123,19 persen), Kota Surabaya (104,59 persen), dan Kota Blitar 100,61 persen.
Saat ini vaksinasi juga difokuskan kepada para tokoh agama dan masyarakat. Tujuannya, melindungi pelayan Tuhan yang bersinggungan dengan masyarakat.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril menyatakan, program vaksinasi sejauh ini masih berjalan cukup masif. Karena itu, dia optimistis pandemi bisa segera terkendali. ”Hanya, kami tetap mengajak masyarakat tetap menerapkan standar protokol kesehatan,” katanya.
Sebab, hingga saat ini, pasien baru yang terpapar virus korona bermunculan. ”Namun, jumlahnya tak sebanyak sebelum-sebelumnya. Karena itu, tetap waspada,” tutur dia.
Sejauh ini persebaran Covid-19 di Jatim memang makin melandai. Misalnya, yang terlihat dari persentase pasien aktif (yang masih dirawat). Sebelum pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro, jumlahnya mencapai 7,05 persen. Saat ini total pasien aktif berada di angka 1,45 persen.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menegaskan, capaian itu tidak boleh membuat masyarakat lengah. ”Tetap waspada karena Covid-19 belum ada obatnya,” tegas dia.
Di sisi lain, yang tengah diwaspadai Satgas Covid-19 Jatim maupun kabupaten/kota adalah temuan dugaan adanya kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) di sela-sela pelaksanaan vaksinasi. Misalnya, yang terjadi di Banyuwangi. Dampak program vaksinasi terhadap 1.700 sasaran mulai dirasakan sebagian peserta. Sebanyak 14 orang mengalami demam dan nyeri setelah disuntik vaksin.
Koordinator Vaksinasi RSNU Banyuwangi dr Riza Muzakki menuturkan, sejak pelaksanaan penyuntikan pada Rabu (31/3) hingga Sabtu (3/4), KIPI kategori serius belum ditemukan. ”Kami baru menerima 14 laporan via telepon. Mereka mengalami keluhan seperti demam dan nyeri di lengan,” ungkap Riza.
Menurut Riza, keluhan demam dan nyeri di lengan tergolong KIPI ringan. Mereka yang merasakan gejala disarankan mengikuti petunjuk dokter. ”Sejauh ini belum ada laporan dampak KIPI yang serius seperti sesak napas dan kejadian serius lainnya,” jelas Riza.