Jawa Pos

Imbas Pandemi, Tradisi Ceng Beng Sepi

-

SURABAYA, Jawa Pos - Sejumlah warga keturunan Tionghoa kemarin mendatangi makam Kembang Kuning. Mereka melakukan tradisi Ceng Beng atau ziarah kubur. Berbagai sesajen pun dibawa. Mulai makanan, buah, hingga uang kertas palsu. Tujuannya sebagai jamuan agar doa sampai ke arwah yang dituju.

Aktivitas ziarah di makam Kembang Kuning mulai ramai sejak Minggu (4/4). Bau kemenyan semerbak di sekitar makam. Peziarah dengan khusyuk berdoa. Harapannya, semua doa dapat diterima arwah yang sudah meninggal.

Salah seorang peziarah adalah Cindy. Dia dan neneknya, Samandra, sengaja berziarah ke makam keluargany­a. Selain membawa macam-macam buah dan makanan, dia juga membawa kotak yang berisi uang kertas palsu

Kotak tersebut kemudian dibakar beserta dupa. ’ Ini rutin setiap waktu tradisi Ceng Be n g ,’ ucapnya.

Menurut Cindy, berbagai kegiatan di atas makam itu dilakukan agar doanya sampai. Dengan demikian, arwah di alam kubur bisa tenang dan mendapat tempat terbaik.

Tradisi Ceng Beng atau Ching Bing membawa keberkahan bagi perawat makam. Sebab, mereka akan mendapat uang dari setiap keluarga yang datang.

Hanya, tradisi ziarah itu sekarang kurang begitu ramai. Penyebabny­a tak lain pandemi Covid-19. ’’Tahun ini mending dibanding awal saat Covid-19 datang,’’ kata Sunardi, salah seorang perawat kuburan.

Menurut dia, tradisi setiap tanggal 5 Maret itu selalu dinanti perawat makam. Sebab, setiap Ceng Beng Sunardi bisa mendapat uang hingga Rp 25 juta. Dia mengurusi 300 makam. ’’Enggak tentu, biasanya per makam dikasih Rp 100 ribu dari keluarga yang datang,’’ terangnya.

Hanya, pundi-pundi uang itu kini tidak begitu banyak lagi. Sebab, semua bergantung pada keluarga yang datang berziarah. Misalnya, tahun kemarin dia hanya membawa ratusan ribu rupiah. Mengingat, yang berziarah hanya sedikit. Semua takut terkena Covid-19.

Nah, sekarang yang datang lumayan. Menurut Sunardi, 30 persen dari jumlah makam yang dirawat diziarahi keluargany­a. Jika ditotal sejak Minggu, setidaknya dia sudah mengantong­i Rp 4 juta.

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? TABUR BUNGA KE MAKAM: Samandra (baju merah), warga Surabaya, sedang berdoa dan memberikan sesajen di pusara keluargany­a sesuai dengan tradisi etnis Tionghoa di makam Kembang Kuning. Kemarin merupakan puncak Ceng Beng.
DIPTA WAHYU/JAWA POS TABUR BUNGA KE MAKAM: Samandra (baju merah), warga Surabaya, sedang berdoa dan memberikan sesajen di pusara keluargany­a sesuai dengan tradisi etnis Tionghoa di makam Kembang Kuning. Kemarin merupakan puncak Ceng Beng.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia