Jawa Pos

Pasutri ASN Lapor Jadi Korban Perampokan

-

GRESIK, Jawa Pos – Menjelang Ramadan, aksi perampokan terjadi. Korbannya, pasangan suami istri bernama Ari dan Okni, warga Perumahan Bhakti Pertiwi (BP) Kulon, Kecamatan Gresik. Selain menggondol uang dan surat-surat berharga, perampok menggasak perhiasan.

Informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi pada Sabtu (3/4) sekitar pukul 01.00. Awalnya, pelaku yang beraksi seorang diri itu mematikan aliran listrik melalui MCB

(miniature circuit breaker) di teras rumah. ’’Listrik rumah saya mati, saya kira jeglek karena pakai AC,’’ ucap Okni.

Okni bersama suaminya pun memeriksa sakelar MCB. Setelah listrik dinyalakan lagi, tampak pintu samping dalam kondisi terbuka. Tidak merasa curiga, dia segera menutup pintu tersebut. Lantas, masuk ke rumah sekaligus mematikan lampu tengah rumah. ’’Biar tegangan stabil. Tapi, belum lima menit, tiba-tiba listrik rumah mati lagi,’’ keluhnya.

Okni bersama suami kembali memeriksa MCB. Saat baru membuka sedikit daun pintu di lorong samping, suaminya terjatuh. Rupanya, ada orang yang mendobrak pintu dari luar. ’’Suami saya langsung jatuh tak berdaya. Apalagi, dia baru sembuh dari sakit stroke,’’ ucapnya.

Ari yang bekerja sebagai ASN Pemkab Gresik tersungkur. Pelaku kemudian mengikat kedua tangannya dengan menggunaka­n tali rafia. Sekilas Okni melihat perampok yang menutupi wajahnya dengan topeng. ’’Menggunaka­n sarung tangan dan kaus kaki. Membawa sebilah celurit. Saya dan suami diancam akan dibunuh saat itu,” ucapnya.

Kedua tangan Okni juga diikat. Pelaku menjambak rambutnya sambil menodongka­n celurit. Okni dipaksa untuk menunjukka­n barang-barang berhargany­a yang disimpan di rumah. Pertama, pelaku menemukan sebuah handphone di atas kursi dan uang di dompet sebesar Rp 800 ribu.

Okni kembali dipaksa menunjukka­n harta lain. Dua buah handphone di atas kasur beserta power bank ikut diambil. Pelaku juga meminta password atau kata sandi handphone. Sambil menarik rambut korban, pelaku yang menggunaka­n logat luar Jawa itu memaksa Okni membuka lemari di kamar. Lalu, uang korban sebesar Rp 7 juta serta perhiasan berupa cincin dan kalung dengan total seberat 33 gram disikat. ’’Pelaku juga minta kunci sepeda motor Honda Beat sama STNK,” katanya.

Setelah mengobrak-abrik harta benda, pelaku kembali mengikat Okni agar semakin tak berdaya. Jilbab miliknya digunakan pelaku untuk menutup mulutnya. ’’Saya mendengar suami saya teriak ampun. Kemudian, pelaku pergi dengan membuka pagar dan membawa ransel,” terangnya.

Okni pun berupaya melepaskan ikatan di tubuhnya yang mulai kendur. ’’Suami saya bilang aman, langsung saya hampiri dan gendong ke ruang tengah,” tuturnya.

Setelah itu, Okni menghubung­i keluargany­a. Tidak lama, adiknya yang tinggal di Randuagung datang. Saat handphone yang dicuri dilacak, pelaku ternyata ada di sekitar warung kopi di Jalan Usman Sadar. Adiknya pun berupaya untuk menemukan pelaku. Sayang, jejaknya tidak terlihat.

 ?? LUDRY PRAYOGA/JAWA POS ?? PELAKU GELAP: Korban menceritak­an kronologi kasus curat yang terjadi di rumahnya Sabtu dini hari lalu.
LUDRY PRAYOGA/JAWA POS PELAKU GELAP: Korban menceritak­an kronologi kasus curat yang terjadi di rumahnya Sabtu dini hari lalu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia